Virus Corona
Masyarakat Berdesakan di Mal saat PSBB, Ketua Satgas COVID-19 IDI: Sinyal Kelonggaran PSBB Berbahaya
Ketua Satgas Covid-19 dari IDI menilai sinyal pelonggaran PSBB dapat berbahaya bagi masyarakat.
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. dr. Zubairi Djoerban Sp.PD menanggapi sikap masyarakat yang belakangan ini terlihat seolah abai dengan pandemi Corona saat ini.
Seperti yang diberitakan, masyarakat mulai berdesakan memenuhi ruang publik seperti pusat perbelanjaan atau mal.
Menurut Zubairi, peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia pada Kamis (21/5/2020) kemarin sudah menjawab bahwa saat ini bukan waktunya melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Sekalipun pelonggaran PSBB masih menjadi wacana, Zubairi menyampaikan, sebaiknya wacana tidak dibuka pada publik.
Ia menilai, sinyal pelonggaran PSBB berbahaya bagi masyarakat.
"Di kita ini, kalau (wacana) dibuka di publik tahu-tahu sudah dianggap acc sehingga pasar jadi ramai, mal jadi seru, jadi psikologi massa harus diperhatikan," kata Zubairi pada Tribunnews.com melalui telepon, Kamis (21/5/2020) malam.
"Di Indonesia, kita tahu rakyat kita, ya semua orang maunya segera lepas dari tinggal di rumah, pokoknya mau keluar rumah, nah kalau diberi peluang atau sinyal bahwa kayaknya PSBB sudah bisa dilonggarkan itu bahaya," sambungnya.
Baca: Aktivitas Ibu Kota Mulai Ramai, IDI Sarankan PSBB Jakarta Menerapkan Konsep Larangan Mudik
Zubairi juga mengatakan, pemerintah harus jelas dalam memberi sinyal peraturan pada masyarakat.
Ia pun menekankan, bahwa dalam membuat kebijakan jangan sampai saling bertentangan.
Ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta PSBB harus ketat dan efektif, maka hal itu harus terus disosialisasikan pada masyarakat.
Menurutnya, sinyal pelonggaran PSBB justru berpotensi disalah artikan oleh masyarakat.
"Jadi kita tahu dimana pasar di Bogor, Tanah Abang, di pasar malam Kemayoran, Surabaya, Semarang, semuanya pada banyak berkerumun di mal, persiapan lebaran, saya kira pemerintah harus jelas sinyalnya," kata Zubairi.
"Tidak boleh membuat sinyal yang bertentangan."
"Kalau PSBB harus ketat dan efektif, udah itu saja diulang-ulang, jangan pakai bilang sebentar lagi bisa pelonggaran, itu bisa disalah artikan oleh rakyat," sambungnya.
Zubairi pun menceritakan ia kerap kali mengabadikan foto jalanan setiap akan berangkat ke rumah sakit.