Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Lembaga Eijkman Ditargetkan Bisa Periksa 1.000 Spesimen Corona Tiap Hari

Bambang Brodjonegoro mengatakan pihaknya membentuk konsorsium riset dan inovasi Covid-19 untuk memerangi pandemi virus corona.

Fahdi Fahlevi/Tribunnews.com
Menteri Riset Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, di Gedung BPPT, Jln MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (29/10/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan pihaknya membentuk konsorsium riset dan inovasi Covid-19 untuk memerangi pandemi virus corona.

Hal tersebut disampaikan Bambang Brodjonegoro dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI melalui teleconference, Selasa (14/4/2020).

Dengan adanya arahan dari pemerintah untuk memperluas tes PCR, Bambang mengatakan kini Lembaga Biologi Molekuler Eijkman berusaha meningkatkan kemampuan pemeriksaannya.

Baca: Penjelasan KPK Terkait Polemik LHKPN Deputi Penindakan Brigjen Karyoto

"Per hari LBM Eijkman bisa menyelesaikan maksimum 270 spesimen. Namun karena kemarin ada arahan untuk memperluas tes PCR, maka diharapkan Eijkman akan meningkatkan kemampuan pemeriksaan," ujar Bambang.

Adapun peningkatan kemampuan pemeriksaan yang ditargetkan adalah menjadi 1.000 spesimen per hari.

Baca: Serahkan Bantuan PCR, Puan Maharani Berharap Tes Corona Makin Cepat dan Akurat

"Dari 270 spesimen menjadi 1.000 spesimen per hari," jelasnya.

Bambang mengungkap pihaknya akan memfasilitasi dan memperkuat LBM Eijkman dengan memberikan bantuan berupa alat dan robot.

"Nantinya Eijkman akan mendapat dukungan baik dalam bentuk alat maupun robot untuk mempercepat dan memudahkan pemeriksaan PCR ini," katanya.

Sudah periksa 30 ribu lebih sampel

Pemerintah sudah memeriksa lebih dari 30 ribu sampel terkait pemeriksaan virus Corona atau Covid-19 hingga Selasa (14/4/2020).

"Sampai dengan 14 April, hari ini sudah lebih dari 30 ribu sampel yang telah kita periksa," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Selasa (14/4/2020).

Jumlah ini meningkat dari hari sebelumnya.

Baca: BREAKING NEWS: Pemungutan Suara Pilkada Serentak Disepakati Digelar 9 Desember 2020

Pada Senin (13/4/2020), 27 ribu orang diperiksa pemerintah menggunakan metode PCR Real time.

Hingga hari ini semua provinsi sudah mengkonfirmasi adanya kasus Covid-19.

Begitu juga dengan jatuhnya korban jiwa akibat pandemi ini.

Baca: Polri Catat 3.474 Pelanggaran PSBB di Jakarta, Paling Banyak Pengendara Tak Bermasker

Karena itu Pemerintah berduka atas jatuhnya korban jiwa akibat infeksi virus corona di Indonesia.

Apalagi jumlah korban meninggal dunia jumlahnya hampir merata di semua Provinsi.

"Kami sangat terbuka dengan masih adanya saudara-saudara kita yang terpaksa harus meninggal karena penyakit Covid-19 ini," jelas Yurianto.

Baca: Sri Mulyani: Presiden, Wapres, Menteri, DPR, MPR, DPD, dan Kepala Daerah Tidak Akan Mendapatkan THR

"Kita mencatat jumlahnya sudah merata hampir di semua provinsi ada," ucap Yurianto.

Pemerintah meyakini masih akan ada korban meninggal akibat pandemi mematikan ini.

"Kita juga akan meyakini, ini masih akan terus terjadi, mengakibatkan berbagai macam dampak baik pada keluarga yang ditinggalkan atau kepada kita semuanya," jelas Yurianto.

Karena itu pemerintah tidak akan berdiam diri saja menghadapi virus ini.

Pemerintah akan terus melanjutkan dan meningkatkan upaya dalam melawan Covid-19.

"Ini keprihatinan yang sangat mendalam bagi negara. Kita tidak mungkin lagi untuk berdiam diri, tidak melanjutkan pekerjaan yang besar ini, tidak semakin merapatkan barisan untuk bergotong-royong menyelesaikan masalah ini," jelasnya.

 4.839 kasus positif corona di Indonesia

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau Covid-19, Achmad Yurianto melaporkan angka terkini kasus virus corona di Indonesia.

Achmad Yurianto mengatakan ada penambahan kasus baru sebanyak 282 pasien.

Total ada 4.839 pasien positif corona di Indonesia saat ini.

Baca: Tribunnews.com dan ACT Bagikan Nasi Bungkus Gratis di Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat

"Ada penambahan 282 kasus positif, sehingga totalnya menjadi 4.839," kata Achmad Yurianto dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)w, Jakarta Timur, Selasa (14/4/2020).

Selain penambahan kasus baru, Achmad Yurianto juga mengungkap penambahan pasien sembuh sebanyak 46 orang.

Baca: Polisi Pakai APD Saat Tangkap Tio Pakusadewo, Ini Penjelasan Polda Metro Jaya

"Pasien yang sembuh 46 orang, jadi totalnya menjadi 426," katanya.

Kemudian untuk pasien meninggal akibat corona bertambah 60 kasus.

Sehingga, total kasus kematian akibat Covid-19 menjadi 459 kasus.

Masyarakat Wajib Menggunakan Masker Kain Saat Keluar Rumah

Pemerintah mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.

Baca: Update Corona di Seluruh Dunia 9 April 2020: Indonesia Masuk 20 Besar Korban Meninggal Terbanyak

Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.

"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua."

"Semua harus menggunakan masker," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/3/2020).

Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.

Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.

"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis.

"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.

Oleh karena itu, Yuri  pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menunjukkan masker kain 3 lapis yang direkomendasikan agar digunakan masyarakat untuk menangkal virus corona.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menunjukkan masker kain 3 lapis yang direkomendasikan agar digunakan masyarakat untuk menangkal virus corona. (Youtube BNPB/via kompas.com)

Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.

Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.

"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.

"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.

"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.

Baca: Cara Mencegah Virus Corona saat Berada di Luar hingga Kembali ke Rumah

Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid-19.

Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya.

"Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus-menerus mendistribusikan APD (Alat Pelindung Diri) agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi," kata Yuri.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved