Virus Corona
Cari Penawar Corona, Kemenristek Lakukan Uji Coba Obat Klorokuin Hingga Buat Serum Anti-Covid-19
Bambang Brodjonegoro mengatakan satu cara yang dilakukan pihaknya dengan mengujicoba obat-obatan yang disebut memiliki dampak terhadap Covid-19
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbagai cara terus dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengatasi dan mengurangi korban pandemi virus corona atau Covid-19.
Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan satu cara yang dilakukan pihaknya dengan mengujicoba obat-obatan yang disebut memiliki dampak terhadap Covid-19.
"Tentu saat ini banyak sekali obat diujicobakan di berbagai tempat terutama di luar negeri, seperti Avigan dan Klorokuin. Maka kami berinisiatif untuk membuat semacam Multicenter Clinical Trial," ujar Bambang, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR melalui video teleconference, Selasa (14/4/2020).
Multicenter Clinical Trial itu, kata Bambang, pada dasarnya mengujicoba obat-obatan yang direkomendasikan, sudah dipakai, atau yang berhasil menangani pasien Covid-19.
Baca: Politikus PAN Khawatir Pengunduran Diri 5 Dokter di RSUD Padang Sidempuan Ganggu Penanganan Corona
"Tentunya harus diperdalam lagi, diujicoba apakah obat tersebut cocok untuk semua pasien. Atau obat tertentu cocok untuk pasien dengan kondisi tertentu. Nah ini kami akan lakukan ujicoba trial," kata dia.
Bambang mengungkap untuk saat ini pihaknya menugaskan Universitas Padjajaran untuk mengujicoba Pil Kina apakah memiliki dampak tersendiri.
Pil Kina sendiri di dalamnya terdapat kandungan Klorokuin.
Baca: Lembaga Eijkman Ditargetkan Bisa Periksa 1.000 Spesimen Corona Tiap Hari
Selain itu, Bambang mengatakan pihaknya juga pendekatan penyembuhan yang dikenal dengan Convalescence Plasma.
Dimana membuat serum dari orang yang sudah sembuh Covid-19.
"Ini akan dilakukan Universitas Brawijaya dengan RS Syaiful Anwar di Malang, protokol ujinya sedang disiapkan," jelasnya.
"Demikian juga Biofarma dengan LPNK mencoba untuk membuat serum anti Covid-19. Ini tentunya untuk meningkatkan daya tahan tubuh kita terhadap serangan Covid-19," kata Bambang.
Pemerintah sudah memeriksa lebih dari 30 ribu sampel terkait pemeriksaan virus Corona atau Covid-19 hingga Selasa (14/4/2020).
"Sampai dengan 14 April, hari ini sudah lebih dari 30 ribu sampel yang telah kita periksa," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Selasa (14/4/2020).
Jumlah ini meningkat dari hari sebelumnya.
Baca: BREAKING NEWS: Pemungutan Suara Pilkada Serentak Disepakati Digelar 9 Desember 2020
Pada Senin (13/4/2020), 27 ribu orang diperiksa pemerintah menggunakan metode PCR Real time.
Hingga hari ini semua provinsi sudah mengkonfirmasi adanya kasus Covid-19.
Begitu juga dengan jatuhnya korban jiwa akibat pandemi ini.
Baca: Polri Catat 3.474 Pelanggaran PSBB di Jakarta, Paling Banyak Pengendara Tak Bermasker
Karena itu Pemerintah berduka atas jatuhnya korban jiwa akibat infeksi virus corona di Indonesia.
Apalagi jumlah korban meninggal dunia jumlahnya hampir merata di semua Provinsi.
"Kami sangat terbuka dengan masih adanya saudara-saudara kita yang terpaksa harus meninggal karena penyakit Covid-19 ini," jelas Yurianto.
Baca: Sri Mulyani: Presiden, Wapres, Menteri, DPR, MPR, DPD, dan Kepala Daerah Tidak Akan Mendapatkan THR
"Kita mencatat jumlahnya sudah merata hampir di semua provinsi ada," ucap Yurianto.
Pemerintah meyakini masih akan ada korban meninggal akibat pandemi mematikan ini.
"Kita juga akan meyakini, ini masih akan terus terjadi, mengakibatkan berbagai macam dampak baik pada keluarga yang ditinggalkan atau kepada kita semuanya," jelas Yurianto.
Karena itu pemerintah tidak akan berdiam diri saja menghadapi virus ini.
Pemerintah akan terus melanjutkan dan meningkatkan upaya dalam melawan Covid-19.
"Ini keprihatinan yang sangat mendalam bagi negara. Kita tidak mungkin lagi untuk berdiam diri, tidak melanjutkan pekerjaan yang besar ini, tidak semakin merapatkan barisan untuk bergotong-royong menyelesaikan masalah ini," jelasnya.
4.839 kasus positif corona di Indonesia
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau Covid-19, Achmad Yurianto melaporkan angka terkini kasus virus corona di Indonesia.
Achmad Yurianto mengatakan ada penambahan kasus baru sebanyak 282 pasien.
Total ada 4.839 pasien positif corona di Indonesia saat ini.
Baca: Tribunnews.com dan ACT Bagikan Nasi Bungkus Gratis di Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat
"Ada penambahan 282 kasus positif, sehingga totalnya menjadi 4.839," kata Achmad Yurianto dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)w, Jakarta Timur, Selasa (14/4/2020).
Selain penambahan kasus baru, Achmad Yurianto juga mengungkap penambahan pasien sembuh sebanyak 46 orang.
Baca: Polisi Pakai APD Saat Tangkap Tio Pakusadewo, Ini Penjelasan Polda Metro Jaya
"Pasien yang sembuh 46 orang, jadi totalnya menjadi 426," katanya.
Kemudian untuk pasien meninggal akibat corona bertambah 60 kasus.
Sehingga, total kasus kematian akibat Covid-19 menjadi 459 kasus.
Masyarakat Wajib Menggunakan Masker Kain Saat Keluar Rumah
Pemerintah mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.
Baca: Update Corona di Seluruh Dunia 9 April 2020: Indonesia Masuk 20 Besar Korban Meninggal Terbanyak
Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.
"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua."
"Semua harus menggunakan masker," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/3/2020).
Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.
Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.
"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis.
"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.
Oleh karena itu, Yuri pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.

Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.
Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.
"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.
"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.
"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.
Baca: Cara Mencegah Virus Corona saat Berada di Luar hingga Kembali ke Rumah
Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid-19.
Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya.
"Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus-menerus mendistribusikan APD (Alat Pelindung Diri) agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi," kata Yuri.
--