Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Penelitian Awal Ini Ungkap Kematian Corona di Negara yang Wajibkan Vaksin Tuberkulosis Lebih Sedikit

Negara-negara dengan kebijakan wajib vaksinasi tuberkulosis atau TB mencatat lebih sedikit kematian akibat Covid-19.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Kolase TribunJabar/pixabay.com
ILUSTRASI - Negara-negara dengan kebijakan wajib vaksinasi tuberkulosis atau TB mencatat lebih sedikit kematian akibat Covid-19. 

Otazu menambahkan, China dulu memiliki kebijakan vaksin BCG tapi tidak secara efektif dilakukan sebelum 1976.

Jepang dan Korea Selatan, yang tampaknya telah berhasil mengendalikan penyakit sejauh ini, nyatanya memiliki kebijakan vaksin BCG universal.

Sementara itu, data yang dibandingkan dari negara berkembang dianggap tidak cukup untuk menarik penilaian yang kuat.

Kini dunia terus berusaha mengalahkan virus yang sudah menjangkiti 1,6 juta dan membunuh 88.000 lebih orang ini.

Sampai saat ini vaksin masih terus dikembangkan dan tidak ada obat khusus untuk SARS-CoV-2 ini.

Hanya ada sejumlah obat yang kemanjurannya masih terus diuji coba.

Itulah sebabnya masuk akal bila melihat vaksin BCG bisa menjadi satu diantara pelindung dari virus corona ini, jelas profesor di departemen imunologi University of Toronto, Eleanor Fish.

Studi Otazu sendiri belum menjalani tinjauan oleh rekan-rekan peneliti sebagai kriteria ketat untuk studi sains.

"Saya akan membaca hasil penelitian dengan sangat hati-hati," kata Fish.

Baca: FIFA Sediakan Dana 44 Triliun, PSSI Berencana Ajukan Proposal Bantuan

Baca: Pemerintah Apresiasi Umat Nasrani Dukung Penanganan Corona Dengan Jalani Ibadah Jumat Agung di Rumah

Sementara itu Otazu mengaku dia sudah menerima komentar dari pakar lain.

Kini dia sedang mengerjakan versi kedua studinya yang akan membahas beberapa masalah mereka.

Dia juga telah mengajukan penelitian untuk proses peninjauan formal dengan jurnal Frontiers in Public Health.

Sebenarnya, satu diantara orang pertama yang melakukan uji coba efektivitas vaksin BCG terhadap Covid-19 adalah Mihai Netea, ahli penyakit menular di Radboud Universty Medical Center di Belanda.

Tim Netea telah melibatkan 400 petugas kesehatan dalam uji coba itu, 200 orang menerima vaksin BCG, dan 200 menerima plasebo.

Dia tidak berharap melihat hasil apapun selama setidaknya dua bulan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved