Senin, 29 September 2025

Lewat H-POP 2025, Peluang Ekspor Produk Halal Terbuka Lebar bagi UMKM Indonesia

Program UMKM Halal Goes to Busan (H-POP) 2025 berisi seminar dan diskusi secara khusus memfokuskan pembekalan bagi para pelaku UMKM.

Istimewa
Program UMKM Halal Goes to Busan (H-POP) 2025 digelar 16 September 2025. 

TRIBUNNEWS.COM - Program UMKM Halal Goes to Busan (H-POP) 2025 resmi digelar pada 16 September 2025 di Auditorium Yusuf Ronodipuro, kantor pusat Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI), Jakarta, untuk mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia menembus pasar ekspor. 

Acara yang terselenggara atas kerja sama dengan RRI ini hadir di tengah potensi pasar halal global yang diperkirakan mencapai USD 3 triliun, sebuah peluang besar yang ditargetkan untuk meningkatkan kontribusi ekspor Indonesia yang pada 2024 baru mencapai USD 64,11 miliar.

Dalam program ini, serangkaian seminar dan diskusi secara khusus memfokuskan pembekalan bagi para pelaku UMKM untuk memasuki pasar Busan, Korea Selatan.

Program ini menghadirkan narasumber ahli dari Indonesia Halal Lifestyle Center dan Busan Indonesia Center untuk membekali peserta dengan pengetahuan standar kualitas internasional, strategi pemasaran global, serta cara mengatasi kendala ekspor seperti bahasa dan sertifikasi.

Sapta Nirwandar, Ketua Yayasan Indonesia Center, menekankan besarnya peluang yang harus dimanfaatkan. "Pasar halal dunia sangat besar, lebih dari 3 triliun dolar.

Harapannya, UMKM halal Indonesia bisa turut memanfaatkan peluang ini. Dengan program H-POP 2025, semoga kita bisa bersama-sama menuju pasar Busan, Korea Selatan," jelasnya.

Dukungan untuk menembus pasar Korea juga datang langsung dari Busan Indonesia Center. Prof. Dr. Kim Soo-Il, CEO dari Busan Indonesia Center, menyatakan bahwa permintaan produk Indonesia di Korea Selatan sangat tinggi.

"Di Korea [Selatan], banyak yang mencari produk UMKM dari Indonesia seperti kopi, taplak meja (tablecloth), rotan, dan lain sebagainya tetapi sering terkendala bahasa. Kami di Busan Indonesia Center siap membantu mengatasi hal ini," ujar Prof. Kim.

"Sertifikat halal dari Indonesia sangat dihargai di Korea Selatan sehingga sangat membantu [pemasaran]. Namun, ada sertifikat lain seperti BPOM yang juga perlu diperhatikan, karena Korea Selatan sangat serius terkait standar administratif. Di sinilah kami dapat menolong UMKM," tambahnya.

Selain membahas peluang dan persyaratan teknis, H-POP 2025 juga menekankan pentingnya kesiapan mental dan komitmen sebagai seorang eksportir. Eliff Krismawati, co-founder Rumah Kopi Nusantara sekaligus coach UMKM ekspor, mengingatkan para peserta akan pentingnya profesionalisme.

“Jika sudah memilih pasar ekspor, UMKM harus memiliki komitmen tinggi. Kemampuan untuk memberikan produk unggul secara konsisten—mulai dari kualitas, kapasitas produksi, kemasan, legalitas, hingga kredibilitas usaha—adalah kunci utama,” tegas Eliff dalam sesi berbaginya.

Program H-POP 2025 disambut dengan antusiasme tinggi dari para pelaku UMKM. Inisiatif ini dipandang sebagai kesempatan langka untuk mendapatkan wawasan pasar global secara langsung dari para ahli.

Ke depan, sinergi melalui H-POP 2025 diharapkan dapat melahirkan lebih banyak eksportir baru dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat industri halal dunia.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan