Rabu, 1 Oktober 2025

Kwik Kian Gie Meninggal Dunia

Kwik Kian Gie Meninggal Dunia, 5 Judul Buku Ini Jadi Warisan Intelektualnya

Ekonom senior mantan Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas Kwik Kian Gie meninggal dunia dalam usia 90 tahun, Senin malam, 28 Juli 2025.

|
Editor: Choirul Arifin
Kolase Tribunnews/Instagram @tb_thalib89 dan warjito_buki
WARISAN INTELEKTUAL - Dua judul buku karya mendiang Kwik Kian Gie yang diterbitkan Gramedia (kiri) dan Penerbit Buku Kompas. Kwik Kian Gie meninggal dunia dalam usia 90 tahun. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom senior mantan Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas Kwik Kian Gie meninggal dunia dalam usia 90 tahun, Senin malam, 28 Juli 2025.

Kabar meninggalnya Kwik Kian Gie diunggah akun pengusaha Peter Gontha di Instagram tadi malam.

"Suara Hati Nurani, Warisan Integritas

Indonesia mengucapkan selamat tinggal kepada salah satu tokoh publiknya yang paling berprinsip dan blak-blakan—Kwik Kian Gie, seorang ekonom, negarawan, dan pemikir nasional yang integritas dan keberanian intelektualnya yang tak tergoyahkan meninggalkan jejak yang tak terhapuskan pada bangsa," tulis Peter Gontha dalam Bahasa Inggris.

Semasa hidupnya, Kwik Kian Gie setidaknya pernah menulis lima judul buku yang secara kritis menyoroti dunia kekuasaan, politik dan ekonomi Indonesia.

Setidaknya ada empat judul buku yang pernah dia tulis yang mencerminkan pemikiran kritis Kwik Kian Gie tentang kondisi ekonomi, sosial dan politik Indonesia.

Pemikiran-pemikiran Kwik dalam buku-bukunya secara tajam mengkritik kebijakan buruk Pemerintah. 

Kelima buku tersebut masing-masing berjudul:

1. Analisis Ekonomi Politik Indonesia yang diterbitkan Gramedia tahun 1995 setebal 520 halaman 

2. Gonjang Ganjing Ekonomi Indonesia, Badai Belum Akan Segera Berlalu, diterbitkan Gramedia tahun 1998 setebal 579 halaman

3. Kebijakan Ekonomi Politik dan Hilangnya Nalar yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas pada 2006 setebal 210 halaman.

4. Nasib Rakyat Indonesia dalam Era Kemerdekaan yang juga diterbitkan Gramedia.

5. Pikiran yang Terkorupsi diterbitkan Penerbit Buku Kompas setebal  228 halaman di 2006.

Baca juga: Kwik Kian Gie Meninggal Dunia, Peter Gontha: Suara Hati Nurani Warisan Integritas

Buku berjudul Nasib Rakyat Indonesia dalam Era Kemerdekaan menyoroti eksploitasi ugal-ugalan kekayaan alam bangsa Indonesia  oleh korporasi asing dengan beberapa gelintir bangsa Indonesia yang bersedia dijadikan kompradornya pasca era kemerdekaan RI. 

Di buku ini, Kwik menyoroti kesamaan pola merampok kekayaan alam Indonesia yang di masa penjajahan Belanda dilakukan oleh perusahaan dagang VOC lalu di masa kemerdekaan dilanjutkan oleh pemerintah penjajah Hindia Belanda. 

Di era kemerdekaan, kekayaan alam dieksploitasi oleh sejumlah elite bangsa Indonesia yang dilindungi oleh pemerintahnya sendiri serta korporasi asing yakni perusahaan multinasional dan transnasional yang lebih dahsyat skala dan volume perampokannya.

Baca juga: Profil Kwik Kian Gie, Ekonom Senior dan Mantan Menko Ekuin yang Wafat di Usia 90 Tahun

Buku ini juga menyoroti permainan elite bangsa Indonesia dalam menyusun perundang-undangan dan kebijakan yang menguntungkan kepentingan mereka.

Di buku tersebut Kwik juga menyoroti liberalisasi yang menurutnya melanggar konstitusi, hancurnya sistem keuangan serta demokrasi yang kebablasan.

Sementara itu, buku berjudul Pikiran yang Terkorupsi adalah kumpulan esai ekonomi Kwik Kian Gie yang ditulis di harian Kompas dari 1999-2006.

Berisi dua bab, buku ini membahas persoalan korupsi di Indonesia, termasuk teknik-teknik korupsi yang sering dipakai para pelakunya. 

Istilah 'Pikiran yang Terkorupsi' atau corrupted mind adalah istilah yang diciptakan Kwik Kian Gie di buku ini untuk menggambarkan betapa kuat dan berakarnya praktik-praktik korupsi di Indonesia.

Buku ini saling berkaitan dengan buku karya Kwik lainnya, Kebijakan Ekonomi Politik dan Hilangnya Nalar yang juga diterbitkan Penerbit Buku Kompas.

Semasa hidupnya, Kwik pernah menjadi menteri keuangan dan kepala KKSK, serta menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). 

Di dunia pendidikan, Kwik merupakan pendiri Institut Bisnis Indonesia (IBI) yang kini telah bernama Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie (Kwik Kian Gie School of Business) di Jakarta Timur.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved