Senin, 29 September 2025
Tujuan Terkait

Cadangan Beras RI Tembus 4,2 Juta Ton, Akademisi Dorong Sistem Pangan Adil Berkelanjutan

Cadangan beras RI tembus 4,2 juta ton. Akademisi dorong inovasi dan kolaborasi ciptakan sistem pangan adil dan berkelanjutan.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Glery Lazuardi
Freepik
BERAS - Petugas memeriksa kualitas tumpukan karung beras cadangan pemerintah di gudang Bulog wilayah Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia mencatat jumlah cadangan beras nasional yang mencapai angka 4,2 juta ton hingga pertengahan tahun 2025.

Presiden Prabowo Subianto mengatakan pencapaian ini merupakan pilar dalam perjalanan swasembada pangan.

“Produksi pangan kita belum pernah dalam sejarah kita memiliki cadangan beras di gudang pemerintah lebih dari 4,2 juta ton beras. Jagung juga produksinya naik 30 persen, beras naik 48 persen. Dan kita akan terus tegakkan,” kata Prabowo seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet RI, Jumat (25/7/2025).

Perihal swasembada pangan ini, akademisi memandang Indonesia memang sudah semestinya mewujudkan sistem pangan yang inklusif dan berkelanjutan.

Menurutnya hal ini bisa dicapai jika semua pihak bekerja sama, mulai dari akademisi, pemerintah dan industri.

“Memperkuat riset kolaboratif di bidang teknologi pangan,” kata peneliti yang juga Rektor Swiss German University (SGU) Prof Samuel P. Kusumocahyo dalam diskusi ‘Inovasi Teknologi Pangan untuk Transformasi Sistem Pangan Berkelanjutan di Indonesia’ di Alam Sutera.

Baca juga: Kejagung Bakal Periksa 6 Perusahaan Usut Kasus Beras Oplosan

Samuel mengatakan, kampus harus berperan dałam mendukung transformasi sistem pangan nasional melalui pengembangan teknologi pangan yang inovatif dan berbasis riset, dan memperkuatnya. Tujuannya, agar terciptanya sistem pangan berkeadilan dan berkelanjutan.

“Kampus berperan dalam pengembangan inovasi teknologi pangan di Indonesia serta membuka ruang kolaborasi riset lebih luas demi terciptanya sistem pangan yang berkeadilan dan berkelanjutan,” kata dia.

Diskusi mengenai inovasi bidang pangan ini dibagi dalam dua panel yang masing-masing menghadirkan berbagai narasumber.

Panel pertama membahas inovasi teknologi pangan dalam keselarasan pemenuhan pangan bergizi dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Panel kedua membahas peran inovasi teknologi pangan dalam meningkatkan penghidupan sosial ekonomi pelaku pangan dan pertanian di Indonesia.

Acara ini juga dihadiri berbagai pemangku kepentingan dari unsur pemerintah, seperti perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, dan Badan Pangan Nasional. 

Selain itu, hadir pula perwakilan organisasi masyarakat sipil seperti World Resources Institute Indonesia (WRI Indonesia), akademisi dari berbagai perguruan tinggi, pelaku industri pangan nasional, serta media massa.

“Kami menggali strategi pemanfaatan inovasi teknologi pangan untuk mendukung ketersediaan pangan bergizi yang terjangkau, mengurangi kerugian pascapanen, serta menciptakan kesejahteraan bagi petani lokal secara berkelanjutan,” kata dia.

Hasil rekomendasi dari diskusi ini adalah perlunya penguatan kolaborasi antara pemerintah, swasta, akademisi, dan komunitas petani untuk mempercepat hilirisasi inovasi pangan dan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan