Senin, 29 September 2025

Kemendag dan Atase Perdagangan RI Fasilitasi 600 UMKM Tembus Pasar Ekspor

Kementerian Perdagangan RI memfasilitasi 600 UMKM mengikuti program business matching dengan pembeli dari luar negeri.

handout
UMKM EKSPOR - Menteri Perdagangan Budi Santoso di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (17/7/2025). Kementerian Perdagangan RI memfasilitasi 600 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengikuti program business matching dengan pembeli dari luar negeri. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Perdagangan RI memfasilitasi 600 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengikuti program business matching dengan pembeli dari luar negeri.

Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan, program ini dijalankan secara daring melalui atase perdagangan RI dan Indonesian Trade Promotion Center Indonesia di 33 negara. 

"Setiap hari kita ada business matching. Jadi UMKM itu presentasi ke perwakilan kita di luar negeri secara online saja," ujar Budi Santoso di kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (17/7/2025).

Perwakilan dagang Indonesia di luar negeri membantu mencarikan pembeli potensial. Setelah menemukan pembeli, proses business matching dilanjutkan secara daring.

"Sekarang kita sudah memfasilitasi 600 lebih UMKM dan transaksi sampai dengan bulan Juni ini sudah 87,04 juta dollar AS, jadi hampir Rp1,3 triliun. Itu UMKM semua,” ujar Budi.

Sebanyak 80 persen dari transaksi tersebut terjadi tanpa pertemuan fisik antara penjual dan pembeli. Hanya melalui Zoom, pelaku UMKM mampu menembus pasar ekspor.

"Sisanya ada yang ingin ketemu, ingin lihat pabriknya, ingin kenalan. Nah biasanya kalau yang ingin ketemu ini malah nanti pembeliannya jangka panjang,” jelasnya.


Perekonomian Indonesia sendiri tumbuh positif 4,87 persen pada kuartal I tahun 2025, dengan kontribusi terbesar berasal dari sektor perdagangan besar dan eceran yang menyumbang 13,22 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

“Kita tentu berharap pertumbuhan pada kuartal ke-2 nanti dapat melampaui. Konsumsi rumah tangga juga besar, sekitar 54,53 persen terhadap PDB menurut pengeluaran,” imbuh Mendag.

Budi juga menyoroti pentingnya sektor ritel dalam perekonomian nasional. Ia menyebut kerja sama antara UMKM dan ritel modern menjadi strategi untuk memperkuat daya saing dalam negeri.

Baca juga: Atase Perdagangan RI di Riyadh: Produk Indonesia Diminati Masyarakat Arab Saudi

“Kita sekarang sedang holiday sale yang targetnya Rp70 triliun. Sampai puncaknya November nanti kita akan melakukan kurasi produk UMKM untuk masuk ke ritel modern,” ujarnya.

Budi juga menyinggung peran toko kelontong dalam ekosistem distribusi ritel. Menurutnya, pola kemitraan antara ritel modern dan toko kelontong telah berjalan baik, di mana toko kelontong disuplai produk oleh ritel modern dengan harga tertentu.

Baca juga: Atase Perdagangan RI di Canberra Fasilitasi Ekspor Gula Kelapa Indonesia ke Australia

“Yang kedua, pola kemitraan tidak hanya berhenti sampai di situ. Sekarang ini adalah bagian dari pola kemitraan ketika produk UMKM bisa masuk ke ritel modern. Tadi ada pilus keju, omsetnya sudah puluhan miliar,” ucapnya.

 

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan