Indonesia Kaji Tawaran Pasokan Minyak dan Gas Alam Cair dari Rusia
Indonesia masih mengkaji tawaran pasokan minyak dan LNG dari Rusia seperti disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin kepada Presiden Prabowo Subianto.
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BOJONEGORO - Pemerintah Indonesia masih mengkaji tawaran pasokan minyak dan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) dari Rusia seperti disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin kepada Presiden Prabowo Subianto di Rusia.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menjelaskan bahwa pasokan dari Rusia bisa menjadi alternatif untuk memperluas sumber impor energi Indonesia.
"Jadi, itu (tawaran) akan dievaluasi. Ini untuk peningkatan impor dari banyak negara. Ya kami lihat pertimbangannya. Ini ketersediaan secara berkesinambungan itu yang pertama," katanya kepada wartawan di Bojonegoro, Jawa Timur, dikutip Jumat (27/6/2025).
Yuliot menekankan keputusan mengimpor minyak dan gas dari Rusia tidak hanya bergantung pada harga.
Namun, pemerintah juga perlu menyesuaikan kecocokan spesifikasi minyak dengan kilang-kilang di Indonesia. "Ini lagi dipelajari karena setiap lapangan itu berbeda spesifikasinya," ujar Yuliot.
Sebelumnya, dalam rangkaian kunjungan kenegaraan ke Rusia, Presiden Prabowo Subianto menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Vladimir Putin, Kamis, (19/6/2025).
Dalam pertemuan yang digelar di Istana Constantine atau Konstantinovsky tersebut kedua pemimpin didampingi delegasi masing masing.
Seusai pertemuan Presiden Putin mengatakan bahwa dirinya dengan Prabowo membahas sejumlah kerjasama terutama dalam bidang perdagangan.
Rusia, kata Putin, bersedia menambah paslokan minyak dan gas alam cair ke Indonesia. "Kami bersedia menambah pasokan minyak dan gas alam cair ke pasar Indonesia," ujar Putin.
Putin mengatakan dalam pertemuan tersebut juga dibahas kerjasama antara perusahaan energi Rusia, Rosneft dan Pertamina dari Indonesia dalam proyek strategis energi yakni pembangunan kilang minyak dan komplek petrokimia.
Baca juga: Tekan Impor LNG, Gasifikasi Batu Bara ke DME Jadi Pekerjaan Rumah Tertunda
"Perusahaan Rosneft dan perusahaan Pertamina melaksanakan proyek bersama membangun kilang minyak dan komplek Petrokimia di provinsi Jawa Timur," tuturnya.
Rusia juga bersedia ikut serta dalam proyek baru dilepas pantai Indonesia untuk meningkatkan produksi minyak. Rusia juga siap membantu memodernisasi infrastruktur supaya mendongkrak produksi minyak dari ladang-ladang minyak tua.
Bertemu di Forum BRICS, Indonesia dan Rusia Bakal Jajaki Kerja Sama Industri Perkapalan |
![]() |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.302: Denmark Beli Senjata Presisi Cegah Ancaman Rusia |
![]() |
---|
Balas Dendam, Intelijen Ukraina Akui Jadi Pelaku Ledakan di Dekat Vladivostok Rusia |
![]() |
---|
Mengapa Rusia Mau Bikin Jet Tempur Su-57 di India? AS Kalah Langkah Sodorkan F-35 |
![]() |
---|
Ditonton Perwira AS, Rusia dan Belarus Gelar Simulasi Serangan Nuklir yang Bikin NATO Meriang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.