Selasa, 7 Oktober 2025

Kesejahteraan Karyawan dan Inklusi Sosial, Fondasi Perusahaan Menuju Tempat Kerja Terbaik

Praktik lingkungan kerja yang inklusif, mendukung pertumbuhan, dan berkelanjutan kembali menjadi sorotan dalam daftar LinkedIn Top Companies 2025.

Editor: Sanusi
HO
SUASANA KERJA INKLUSIF - Ilustrasi suasana rapat saat bekerja di kantor. Lingkungan kerja berkelanjutan dimulai dari kebijakan yang berpihak pada manusia—inklusif, adil, dan penuh ruang untuk berkembang. (HO/IST) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Praktik lingkungan kerja yang inklusif, mendukung pertumbuhan, dan berkelanjutan kembali menjadi sorotan dalam daftar LinkedIn Top Companies 2025.

Dalam daftar ini, hanya satu perusahaan dari sektor makanan dan minuman yang berhasil masuk, yaitu Nestlé Indonesia.

Sebagai informasi, penghargaan ini menjadikannya satu-satunya perusahaan di sektor makanan dan minuman yang meraih penghargaan ini selama dua tahun berturut-turut.

Baca juga: Gandeng 15 Koperasi Susu, Nestle Kembangkan Teknologi Sapi Perah di Jawa Timur

“Penghargaan ini mencerminkan dedikasi kami dalam menciptakan tempat kerja yang aman dan penuh peluang bagi setiap individu untuk berkembang. Lingkungan kerja yang sehat adalah fondasi penting bagi inovasi dan keberlanjutan perusahaan,” ujar Presiden Direktur Nestlé Indonesia Samer Chedid dalam keterangan yang dikutip, Minggu (1/6/2025). 

Ia menambahkan keberagaman dan nilai-nilai kemanusiaan memainkan peran sentral dalam pengambilan keputusan di setiap level bisnis.

Penghargaan ini diberikan berdasarkan delapan pilar utama, termasuk keberagaman dan kesetaraan gender, pengembangan keterampilan, peluang karier, hingga lingkungan kerja yang mendukung. Pengakuan ini menjadi cerminan dari bagaimana lingkungan kerja yang sehat dan progresif mampu menjadi fondasi penting bagi inovasi dan keberlanjutan jangka panjang.

Transformasi Budaya Kerja: Dari Kesejahteraan ke Keberlanjutan

Salah satu indikator penting dalam menciptakan lingkungan kerja berkelanjutan adalah dukungan terhadap budaya belajar.

Dalam setahun terakhir, perusahaan yang masuk daftar tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dalam sesi pelatihan internal, menandakan adanya dorongan nyata untuk menciptakan ekosistem pembelajaran sepanjang hayat.

Baca juga: Geger Ada Gula Tambahan Pada Produk Nestle, Risiko yang Mengancam Obesitas Hingga Penyakit Kronis

Tak hanya itu, kesetaraan gender di tingkat manajerial juga menjadi sorotan positif.

“Keberagaman dan inklusi bukan jargon. Kami merancang strategi konkret yang mengintegrasikan fasilitas, kebijakan, dan aktivitas secara menyeluruh. Karena keberlanjutan hanya tercapai jika ketiganya berjalan selaras,” jelas Direktur Human Resources Nestlé Indonesia Fahrul Irvanto.

Salah satu perusahaan dalam daftar mencatat partisipasi perempuan hampir setara dalam posisi strategis—hasil dari kebijakan progresif seperti cuti orang tua yang inklusif, pengaturan kerja fleksibel, dan ruang kerja ramah keluarga.

Inklusivitas yang Terintegrasi

Banyak perusahaan kini memahami bahwa inklusi bukan hanya wacana, melainkan sistem yang harus dirancang secara holistik: dari kebijakan, fasilitas, hingga aktivitas pemberdayaan. Tanpa ketiga elemen ini berjalan selaras, inklusi mudah terjebak sebagai formalitas belaka.

Beberapa langkah nyata yang dilakukan perusahaan antara lain: menghadirkan program magang untuk penyandang disabilitas, menyediakan fasilitas umum yang ramah difabel, serta menyelenggarakan pelatihan kesetaraan bagi seluruh karyawan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved