Minggu, 5 Oktober 2025

Menteri ESDM: Demi Allah! Lifting Minyak Dalam Negeri Turun Terus karena Unsur Kesengajaan

Padahal menurutnya, Indonesia menjadi salah satu negara yang disegani dunia karena menginisiasi Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC)

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: willy Widianto
Tribunnews.com/Taufik Ismail
LIFTING MINYAK TURUN - Menteri ESDM sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menyebut ada unsur kesengajaan terkait penurunan lifting minyak yang terjadi terus menerus. Ia menduga ada unsur kesengajaan terkait hal tersebut. 

​TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengklaim penurunan lifting minyak yang terjadi terus menerus lantaran adanya kesenjangan agar bisa melakukan impor minyak.

Baca juga: Tinjau Kegiatan Hulu Migas PHM, Menteri ESDM RI: Komitmen Tingkatkan Produksi Energi Nasional

Padahal menurutnya, Indonesia menjadi salah satu negara yang disegani dunia karena menginisiasi Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC), serta menjadi negara eksportir minyak mentah di tahun 1996-1997 karena lifting minyak tercatat sebesar 1,5 juta sampai 1,6 juta barel oil per hari.

Sedangkan saat itu konsumsi minyak Indonesia sebesar 500 ribu barel oil per hari. Sehingga pemerintah kala itu bisa mengekspor minyak hingga 1 juta barel oil per hari.

"Saya jujur mengatakan demi Allah. Menurut saya, ini ada unsur kesengajaan by design. Dan untuk mengamankan perintah Presiden Pak Prabowo, dan untuk Ibu Pertiwi, sejengkal pun saya tidak mundur untuk menghadapi orang-orang yang seperti ini," kata Bahlil di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (26/5/2025).

Bahlil menyebut, produktivitas lifting minyak berubah setelah adanya perubahan regulasi di tahun 1998 lalu. Perubahan ini justru mengantarkan lemahnya produksi lifting minyak di Indonesia.

"Nah dulu Pertamina, di tahun 98, kenapa turun terus? Dulu itu Pertamina bisa melakukan (kerja sama operasi) KSO. Dengan yang lain, dia punya konseksi, dia KSO meningkatkan produksi," tutur Bahlil.

Baca juga: Bahlil Lahadalia Terharu Santri Nyanyikan Mars Golkar, Langsung Kasih Hadiah Rp 1 Miliar

"Perubahan regulasi, KSO-nya mulai kurangi-kurangi, dia kerjain sendiri. Untuk kedaulatan ini bagus, ini bagus. Tapi kalau pelemahan itu dilakukan dari internal kita, apakah oknum pejabatnya, oknum BUMN-nya, disinilah awal kehancuran negara kita. Dan saya sudah mulai dirayu dengan urusan ini," sambungnya.

Di sisi lain, Bahlil menyebut bahwa saat ini pemerintah memiliki 40 ribu sumur 20 diantaranya sumur produktif. Sedangkan sisanya tidak produktif atau idle. Dia menegaskan bahwa Kementerian ESDM bakal berupaya menaikkan lifting minyak seperti tahun 1996 lalu.

"Tapi saya katakan, untuk ibu Pertiwi kita tidak boleh lengah, dan tidak boleh sedikitpun kita mau dirayu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melemahkan kedaulatan energi bangsa kita," jelas dia.

Baca juga: Tegaskan Komitmen Energi untuk Indonesia, PHR Catat Lifting Minyak 58 Juta Barel Sepanjang 2024

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved