Menteri Bahlil Klaim Hanya China Paling Setia Hilirisasi Nikel di Indonesia
Bahlil Lahadalia mengeklaim, hanya China yang paling setia dibandingkan Amerika Serikat (AS) bahkan Eropa melakukan hilirisasi nikel
Penulis:
Nitis Hawaroh
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengeklaim, hanya China yang paling setia dibandingkan Amerika Serikat (AS) bahkan Eropa melakukan hilirisasi nikel di Indonesia.
Padahal menurutnya, Indonesia tidak menyulitkan negara lain untuk melakukan hilirisasi di tanah air. Namun nyatanya, Amerika Serikat maupun negara di Eropa hanya menyodorkan proposal saja tanpa ada kepastian investasi.
Baca juga: Tiga Investasi Besar-besaran China di Indonesia: Smelter Nikel, Manufaktur dan Energi
"Ini ibarat, ya seperti analogi sepasang cewek dan cowok lah, kira-kira begini. Kita ingin semua orang suka sama kita. Mau China, mau Korea, mau Jepang, siapapun, monggo, datang. Tapi ternyata datangnya itu cuma icip-icip aja sedikit," kata Bahlil di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Senin (26/5/2025).
"Nah kebetulan yang mau setia ini investasinya China," imbuhnya menegaskan.
Bahlil menyatakan, 42 persen cadangan nikel dunia berada di Indonesia. Kemudian pemerintah membangun hilirisasi nikel dan hasilnya ekspor hilirisasi nikel di tahun 2024 mengalami kenaikan menjadi 40 miliar dolar AS dari tahun sebelumnya hanya 34 miliar dolar AS.
"Sekarang kita pemain salah satu yang terbesar di dunia dengan stainless steel. Dan ini juga memperkecil defisit neraca perdagangan kita dengan China dan beberapa negara lain," jelas dia.
Di sisi lain, Bahlil menegaskan bahwa nikel ini merupakan komoditas critical mineral sehingga beberapa negara termasuk Eropa meminta untuk diberikan prioritas. Namun, mereka tidak memberikan timbal balik yang baik meskipun Indonesia sudah memberikan karpet merah.
Baca juga: Industri Nikel Nasional Mulai Tunjukkan Kinerja Positif di Tengah Gejolak Global
"Sekarang mereka dari Eropa sama Amerika mereka juga sama dengan Korea, Jepang, dan China. Oke, saya kasih. Tapi you juga harus berani dong. You invest dong. Jangan cuma proposalnya banyak, realisasi kurang. Nah ini ya, terjadi beberapa itu semua," papar dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.