Jumat, 3 Oktober 2025

Era Baru Penerbangan: Kursi Berdiri Siap Mengudara di Rute Pendek, Tiket Dibanderol Mulai Rp 20 Ribu

Kursi Skyrider 2.0, besutan Aviointeriors merupakan kursi pesawat desain tegak yang dapat meningkatkan kapasitas penumpang pesawat hingga 20 persen

Tangkap layar postingan Instagram @entrepreneurshipquote
KURSI BERDIRI - Tangkap layar postingan Instagram @entrepreneurshipquote, memperlihatkan tampilan kursi Skyrider 2.0, besutan Aviointeriors merupakan kursi pesawat desain tegak yang dapat meningkatkan kapasitas penumpang pesawat hingga 20 persen, Jumat (23/5/2025). Kursi yang dikenal dengan nama "Skyrider 2.0", pertama kali diperkenalkan oleh perusahaan asal Italia pada tahun 2018. 

Dengan sederet kelebihan ini pada tahun 2012, Ryanair sebuah maskapai penerbangan bertarif rendah asal Irlandia sempat kepincut untuk mengadopsi kursi ini.

Bahkan sang CEO Michael O'Leary mengusulkan untuk melengkapi pesawat Boeing 737-800 dengan 10 baris kursi tegak ini di samping 15 baris tempat duduk konvensional.

Akan tetapi, usulan tersebut, batal direalisasikan setelah digagalkan oleh regulator yang tidak disebutkan namanya.

Tawarkan Tiket Murah

Dengan mengurangi berat badan dan mempersempit ruang antar baris, maskapai penerbangan memperkirakan, mereka dapat menjejalkan hingga 20 persen penumpang.

Karena semakin banyak penumpang, semakin banyak pendapatan dari satu kali penerbangan, yang berarti biaya per orang bisa ditekan.

Dengan begitu untuk sekali perjalan, kursi ini memungkinkan maskapai menawarkan tiket seharga 1 Euro atau Rp20.000 hingga 5 Euro atau Rp100.000

Lebih lanjut, dengan kursi yang lebih ringan, akan lebih sedikit perawatan yang diperlukan, tentunya dalam waktu yang lebih singkat, sehingga pesawat bisa menghabiskan lebih banyak waktu di udara.

Daftar Maskapai yang Tertarik Pakai Kursi Berdiri

1. Maskapai VivaColombia (Kolombia)

Maskapai ini pernah menyatakan ketertarikan terhadap kursi berdiri untuk menekan harga tiket dan menambah kapasitas pesawat.

CEO-nya pada saat itu mengatakan, "Siapa bilang orang tidak bersedia berdiri selama satu atau dua jam jika itu membuat mereka bisa terbang lebih murah?"

2. Spirit Airlines (Amerika Serikat) dan Frontier Airlines (Amerika Serikat)

Meskipun belum membuat pernyataan resmi, pengamat industri menyebut dua maskapai ultra-low-cost ini sebagai kandidat potensial karena model bisnis mereka sangat fokus pada efisiensi dan minim fasilitas.

Hingga saat ini, belum ada indikasi bahwa keduanya telah mengajukan permohonan uji coba.

3. Maskapai di Asia Tenggara

Meski tidak disebut spesifik, beberapa maskapai di Asia Tenggara disebut-sebut dalam rumor industri sebagai pihak yang mungkin tertarik, terutama untuk penerbangan domestik atau antarpulau yang sangat singkat.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved