Selasa, 7 Oktober 2025

AI Dorong Revolusi Fintech di Indonesia, Buka Akses dan Jaga Etika Digital

Teknologi AI digunakan tidak hanya dalam layanan pelanggan, tapi juga di balik layar, seperti untuk otomatisasi penilaian kredit, deteksi penipuan

Penulis: willy Widianto
Tribunnews.com/Handout
ARTIFICIAL INTELLIGENCE DI KEUANGAN - Regional Director Salesforce Indonesia, Bunga Sugiarto, memberikan analisa tentang peran dan dampak artificial intelligence (AI) pada industri perbankan dan jasa keuangan, di Jakarta, belum lama ini.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia tengah menjadi kekuatan regional yang kian berkembang di ASEAN dan berada pada momen penting dalam transformasi ekonomi dan digital. Di tengah lanskap ini, sektor jasa keuangan yang tumbuh pesat di Indonesia makin menunjukkan kecanggihan dan kematangan.

Dalam sembilan bulan pertama 2024, industri fintech Indonesia berhasil menarik investasi sebesar US$246 juta dari modal ventura, mendukung berbagai inovasi seperti teknologi perbankan, asuransi digital (insurtech), hingga pembiayaan alternatif. 

Pada saat yang sama, Bank Indonesia melaporkan lonjakan 1,96 miliar transaksi digital hanya pada Oktober 2024 atau naik 37,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Hal tersebut menggambarkan kecepatan transformasi digital di sektor keuangan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa hingga Februari 2025, aset industri asuransi mencapai Rp 1.141,71 triliun, tumbuh 1,03% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Sementara itu, sektor P2P lending menunjukkan lonjakan 31,06% menjadi Rp 80,07 triliun, menandakan meningkatnya minat dan kepercayaan terhadap layanan keuangan digital di Indonesia.

Transformasi ini didorong oleh Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (Stranas KA) yang dicanangkan pemerintah, sejalan dengan Visi Indonesia 2045 untuk membangun ekonomi digital yang tangguh. 

Baca juga: Diuji di Wuhan, AI Tingkat Lanjut China Bisa Salip AS: Capai 30 Exaflop, AS Cuma Bisa 1,7

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti bahwa Indonesia berada di posisi keempat di Asia untuk potensi pasar artificial intelligence (AI) dengan nilai ekonomi yang diperkirakan mencapai US$366 miliar (sekitar Rp 6.148 triliun).

Peran AI juga memiliki potensi besar dalam industri perbankan. AI prediktif sudah membantu aktivitas perbankan sehari-hari, seperti chatbot untuk menjawab pertanyaan rutin dan dasbor agen call center. McKinsey memperkirakan bahwa secara global, bank bisa menambah nilai hingga US$1 triliun per tahun dengan memanfaatkan AI secara strategis. 

Untuk memaksimalkan potensi AI saat ini dan di masa depan, perusahaan jasa keuangan di Indonesia akan mulai membersihkan dan mengintegrasikan data mereka guna mendapatkan gambaran menyeluruh tentang pelanggan.

Dengan interaksi digital yang kini menjadi metode utama interaksi, khususnya bagi generasi muda Indonesia yang melek teknologi, BFSI akan memperbarui sistem warisan mereka yang masih terpisah-pisah. Fondasi data yang kokoh akan membantu bank menggunakan teknologi AI terbaru untuk mengakuisisi pelanggan lebih efektif dan memberikan pengalaman yang luar biasa di setiap tahap perjalanan pelanggan.

Agen AI juga diprediksi akan secara signifikan meningkatkan akses layanan keuangan di Indonesia, mendorong inklusi keuangan dan menjangkau masyarakat yang belum terlayani secara optimal.

Data Kemenko Perekonomian menunjukkan 76,3% penduduk memiliki rekening bank, namun hampir 25% populasi dewasa masih belum terjangkau layanan perbankan. Pemerintah Indonesia menargetkan peningkatan inklusi keuangan 98% pada 2045 melalui RPJMN. Dengan kemampuan memberikan layanan finansial yang dipersonalisasi dalam bahasa lokal, agen AI membantu mengatasi hambatan literasi dan bahasa.

Dengan menggunakan bahasa alami dan antarmuka chat yang sederhana, agen AI juga mempermudah proses yang kompleks seperti pembukaan rekening dan pengajuan pinjaman, sehingga lebih mudah diakses oleh konsumen yang belum familiar dengan prosedur perbankan tradisional. Selain itu, otomatisasi tugas rutin menurunkan biaya operasional, memperluas jangkauan layanan ke wilayah terpencil dan meningkatkan efisiensi industri keuangan nasional.

Baca juga: Kredit Macet Fintech Lending Mencapai Rp2,22 Triliun, Didominasi Peminjam Umur 19-34 Tahun

Agen AI juga akan membuka babak baru dalam dunia perbankan Indonesia melalui hyper-personalisasi yang mengubah cara bank berinteraksi dengan pelanggan. Seiring meningkatnya tuntutan pelanggan akan interaksi yang lebih personal, bank dapat memanfaatkan agen AI yang bahkan dapat melampaui ekspektasi tersebut. Dengan kemampuan menganalisis data individu secara mendalam, agen AI dapat menghadirkan penawaran yang tepat waktu, pengingat real-time, dan bantuan proaktif, sehingga mempererat hubungan pelanggan dan meningkatkan nilai transaksi mereka.

Berdasarkan laporan Connected Financial Services global dari Salesforce, sebagian besar konsumen (46%) bersedia tetap loyal pada institusi keuangan yang menawarkan pengalaman pelanggan terbaik, meskipun ada kenaikan biaya. Dengan demikian, implementasi AI memungkinkan bank-bank Indonesia meningkatkan kualitas layanan melalui personalisasi yang tepat sasaran dan relevan dengan kebutuhan pelanggan.

Motor Penggerak

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved