Senin, 29 September 2025

Industri Penerbangan Indonesia Hadapi Mahalnya Biaya Perawatan dan Suku Cadang

Industri penerbangan Indonesia kini menghadapi mahalnya biaya perawatan mesin dan suku cadang pesawat.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin
Tribunnews/Choirul Arifin
BIAYA PERAWATAN MAHAL - Suasana terminal kedatangan penumpang di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin, 24 Februari 2025. Industri penerbangan Indonesia kini menghadapi mahalnya biaya perawatan mesin dan suku cadang pesawat. 

"Revenue yang diatur melalui TBA sejak 2019 tidak cukup untuk membiayai operasi penerbangan Seperi sewa pesawat, pemeliharaan dan suku cadang, biaya avtur," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) INACA Bayu Sutanto kepada Tribunnews.

"Kan TBA yang sekarang ditetapkan tahun 2018 saat harga avtur Rp 10.000 an dan kurs USD Rp 14.000. saat ini avtur Rp 13.000 dan kurs USD Rp 16,500," imbuhnya menegaskan.

Bayu memprediksi bahwa kedepan akan ada penambahan pesawat yang tidak dapat terbang (grounded) selain dari Garuda Indonesia Group.

Baca juga: Tahun Depan Bandara Gusti Ngurah Rai Akan Miliki Fasilitas Perbaikan dan Perawatan Pesawat

"Sesuai data jumlah pesawat tahun 2019 sebelum Covid di kita sempat mencapai 700an lebih, saat ini 350an. Jadi ya kurang supply nya apalagi pesawat yang grounded akan bertambah baik dari Garuda Indonesia ataupun maskapai lain," papar dia.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegaskan, pemerintah beserta operator terkait tengah membahas persoalan ini. 

Juru Bicara Kemenhub Elba Damhuri menyatakan, Kemenhub belum bisa menjelaskan lebih rinci sebab masih dalam proses pembahasan.

"Intinya semua lagi dibahas dan didalami Kemenhub dan operator. Begitu selesai kami umumkan. Pembahasan termasuk soal TBA, karena masih proses jadi belum bisa kami sampaikan," ungkap Elba.

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan