Senin, 29 September 2025

Inflasi AS Melonjak 3 Persen, Kenaikan Harga Bahan Makanan dan BBM Jadi Pemicunya

Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) di bulan Januari 2025 mencatatkan lonjakan, naik di level 3 persen, melampaui ekspektasi para ekonom

https://trumpwhitehouse.archives.gov/
GEDUNG PUTIH AS - Foto ini diambil dari laman https://trumpwhitehouse.archives.gov/ pada Rabu (12/2/2025) yang menunjukkan foto Gedung Putih Amerika Serikat. Inflasi atau Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) di bulan Januari 2025 mencatatkan lonjakan, naik di level 3 persen. 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Laju inflasi atau Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) di bulan Januari 2025 mencatatkan lonjakan, naik di level 3 persen.

Angka itu melampaui ekspektasi para ekonom yang mematok inflasi AS di angka 2,9 persen pada Desember 2024.

Mengutip dari BBC International, lonjakan inflasi di bulan Januari terjadi karena banyak perusahaan memilih untuk menaikkan harga dan biaya buntut pernyataan Trump tentang kekuatan untuk membawa perubahan hanya untuk menemukan itu tidak sebanding dengan kekuatan pasar.

Imbasnya Indeks harga konsumen seperti bahan makanan dan gas, serta biaya perumahan terkerek naik sebesar 0,5 persen pada bulan Januari.

Sedangkan indeks inti melesat sebesar 0,4 persen, melampaui prediksi para analis yang mematok di level 0,3 persen.

Hingga membuat kenaikan harga konsumen utama melesat tajam sebesar 3,0 persen untuk tahun ini.

“Biaya tempat tinggal terus menjadi pendorong utama inflasi inti karena suku bunga hipotek yang lebih tinggi mendorong lebih banyak warga Amerika ke pasar sewa dengan tingkat tembus mendekati rekor terendah,” kata Kepala Ekonom di CME Group, Erik Norland.

Rilisnya data inflasi tersebut menunjukkan kecil kemungkinan Fed akan melanjutkan kampanye pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, menimbulkan kekhawatiran bahwa langkah selanjutnya bisa saja berupa kenaikan suku bunga.

“Jika angka inflasi lebih tinggi dari perkiraan, ekspektasi pemangkasan suku bunga bisa semakin mundur. Bahkan, tidak menutup kemungkinan pemangkasan baru terjadi tahun depan,” ujar Analis mata uang Westpac Imre Speizer.

Wall Street Bangkit

Merespon kenaikan inflasi, mayoritas saham AS yang diperdagangkan di bursa Wall Street sempat anjlok . 

Baca juga: Wall Street hingga Pasar Minyak Rontok, Buntut Putusan Trump Tunda Perang Dagang ke Meksiko-Kanada

Seperti indeks Dow Jones Industrial Average turun 225,09 poin atau 0,50 persen menjadi 44.368,56, pada Kamis (13/2/2025).

Sementara indeks S&P 500 turun 16,53 poin atau 0,27 persen ke posisi 6.051,97.

Namun diperdagangan pagi ini saham Wall Street mulai bangkit ke zona hijau karena data inflasi baru dan pembaruan pada rencana tarif AS tampaknya meredakan kekhawatiran seputar tekanan inflasi dan ketegangan perdagangan global.

Mengutip dari Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 342,87 poin, atau 0,77 persen, menjadi 44.711,43. 

Kenaikan serupa juga dialami Indeks S&P 500 yang naik 1,04 persen menjadi 6.115,07.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan