Senin, 29 September 2025

Distribusi Elpiji 3 Kg

Menteri ESDM Sidak Pangkalan Gas Melon di Riau, Pasokan Lancar Tapi Harga Jual Bervariasi

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sidak ke pangkalan gas LPS 3 Kg di Pekanbaru Riau pastikan distribusi dan harga gas melon terkendali.

dokumentasi Kementerian ESDM
GAS MELON - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sidak ke salah satu pangkalan gas LPG 3 kg di Jalan Tengku Bey, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Riau, Rabu (5/2/2025). Bahlil temukan harga jual bervariasi/ dokumentasi Kementerian ESDM 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melakukan sidak ke satu pangkalan gas LPG 3 kg di Jalan Tengku Bey, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, pada Rabu (5/2/2025). 

Sidak ini dimaksudkan untuk memastikan distribusi dan harga gas melon terkendali, serta kebijakan di lapangan berjalan sesuai regulasi pemerintah.

"Kami ingin memastikan tidak ada permainan harga. Semua pangkalan wajib menjual LPG 3 kg sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah," kata Bahlil. 

Di pangkalan tersebut, Bahlil mendapati gas melon dijual pangkalan ke pengecer dengan harga Rp18.000 per tabung. 

Namun dirinya juga menemukan pengecer atau sub pangkalan yang membeli dengan harga Rp20.000 dari pangkalan lain. 

Ia menyatakan hal ini tidak bisa dibenarkan. Pasalnya Pertamina memberikan harga Rp12.750 ke agen, lalu ke pangkalan sekitar Rp15.000, dan ke masyarakat Rp18.000 atau Rp19.000.

Jika harga yang dibeli masyarakat di atas Rp20.000, maka hal ini yang tidak bisa dibiarkan. 

Sebab pemerintah sudah menggelontorkan dana Rp 87 triliun untuk mensubsidi salah satu kebutuhan masyarakat itu.

"Kalau rakyat sudah beli di atas Rp20 ribu, ini yang tidak dibolehkan karena subsidi negara sudah Rp 87 triliun. Harapannya agar rakyat membeli di bawah Rp 20 ribu, tapi masih ada di atas Rp 20 ribu," jelas Bahlil.

Baca juga: Buruh Nilai Menteri ESDM Tak Bisa Bekerja, Said Iqbal Rekomendasikan Bahlil Lahadalia Dipecat

Setelah pemerintah membatalkan pelarangan penjualan gas LPG 3 Kg dari pangkalan ke pengecer, dan mengubah status pengecer menjadi sub pangkalan, ketersediaan gas melon di masyarakat mulai normal, khususnya beberapa daerah di Pulau Sumatera.

Dandi, pemilik Toko Barang Harian Alif di Jalan Ahmad Yani, Pekanbaru, mengatakan ketersediaan pasokan stok dari pangkalan ke tokonya sudah normal. Ia mengaku mengambil gas dari pangkalan seharga Rp20.000 dan menjualnya dengan harga Rp23.000. 

“Sampai hari ini, lancar-lancar aja. Saya ambil dari pangkalan itu Rp20.000. Saya jual Rp23.000,” kata Dandi.

Ia mengaku biasanya membeli 50 tabung gas melon dari pangkalan, kemudian menjualnya ke warga. Jumlah tersebut habis dalam waktu satu minggu.

Sebagai pengusaha kecil, Dandi tak menolak kebijakan pemerintah yang akan mengubah pengecer menjadi sub pangkalan, asalkan tetap bisa mendapat keuntungan.

“Tapi tergantung harganya. Saya sebagai pedagang, wajar ambil keuntungan,” tambahnya

Baca juga: Detik-detik IRT di Demak Tewas Kecelakaan saat Cari Gas Elpiji 3 Kg, Motor Korban Terseret Truk

Selain itu Hendra, pemilik warung sembako di Kecamatan Kedamaian, Bandar Lampung, menyebut per 5 Februari penyaluran gas melon dari pangkalan ke pengecer lancar, termasuk ke warung sembakonya.

"Kemarin sempat sepi, tapi sejak keputusan presiden warung boleh jualan gas lagi, sudah kembali ramai lagi. Sekarang lancar lagi stok dari pangkalan," katanya.

Dirinya setuju jika pengecer diubah statusnya menjadi sub pangkalan, agar tetap bisa berjualan gas melon. 

Pasalnya, warga akan disulitkan jika harus membeli ke pangkalan yang jumlahnya lebih sedikit dan berjarak jauh dari rumah masyarakat.

"Karena, nggak semua orang aksesnya bisa ke pangkalan, di warung lebih mudah untuk menjangkau orang-orang yang mau beli gas," tambahnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan