Kamis, 2 Oktober 2025

Penyakit Mulut dan Kuku

Akademisi Soroti Kebijakan Impor Daging dari Negara yang Belum Bebas PMK

Wabah PMK kembali merebak di Tanah Air sebagai gelombang ke-2 yang terjadi pada 2022 dan saat ini pemerintah menugaskan PT RNI impor daging dari India

|
Penulis: Wahyu Aji
dok. Kompas.id
IMPOR DAGING - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa. Andreas menilai pemerintah tak serius menangani wabah PMK, terkait rencana impor daging dari India, Sabtu (1/2/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah dinilai tidak serius menangani wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia.

Pernyataan ini terkait rencana impor daging dari negara yang belum bebas PMK.

India merupakan salah satu negara yang belum bebas PMK.

Guru Besar IPB Prof. Dwi Andreas Santosa menyatakan, Indonesia harus menghentikan impor dari negara belum bebas dari PMK jika ingin terbebas dari virus yang menyebar melalui udara tersebut.

Baca juga: DPR Ingatkan Pemerintah Hati-hati Impor Daging Agar Peternak Lokal Tak Dirugikan

“Iya, kalau Indonesia mau ke arah sana ya seperti itu. Jadi tidak mengimpor dari negara-negara yang belum bebas PMK.” kata Prof Dwi Andreas Santosa dalam keterangan, Sabtu (1/2/2025).

Menurutnya, wabah PMK yang kembali merebak di Tanah Air sebagai gelombang kedua dari PMK yang terjadi pada tahun 2022 lalu.

"Dugaan saya, penyebab gelombang pertama adalah pembukaan pintu impor daging sapi dari India, yang saat itu belum bebas PMK," kata Prof. Dwi Andreas.

Dia menduga wabah PMK berasal dari India cukup beralasan karena sebelumnya Indonesia telah dinyatakan bebas PMK sejak tahun 1990, sementara India belum bebas PMK.

“Ya, itu karena Indonesia membuka pintu impor daging kerbau dari India. India merupakan negara yang belum bebas PMK. Nah, sehingga dugaan saya ya pasti kemungkinan besar asalnya dari sana. Walaupun ada berbagai pendapat yang macam-macam yang lainnya, tapi dugaan saya dari sana," ujarnya.

Dwi menjelaskan bahwa dampak wabah ini sangat signifikan bagi peternak, dengan penurunan populasi sapi perah mencapai sekitar 80 ribu ekor.

"Dari 580 ribu sapi perah pada tahun 2021, jumlahnya turun menjadi 507 ribu pada tahun 2022," katanya.

Sebelumnya, di tengah merebaknya wabah PMK, pemerintah tetap melanjutkan rencana impor daging dari India.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengatakan, pemerintah akan menugaskan BUMN Pangan untuk mengimpor daging kerbau setelah ada keputusan resmi pemerintah.

Menurutnya, keputusan penugasan tersebut akan terbit secepatnya pekan depan.

Dia menjelaskan importasi daging kerbau akan memakan waktu sekitar sebulan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved