Senin, 6 Oktober 2025

UMKM Senthir Sumunar, Batok Kelapa Belakang Rumah Mertua Jadi Berkah

Lampu hias UMKM Senthir Sumunar semakin unik karena dibuat dari batok kelapa, di atasnya juga terdapat wadah cairan aroma terapi sebagai wewangian

TribunSolo.com/Chrysnha
Sarwidiyanto pemilik UMKM Senthir Sumunar berdiri memamerkan produknya di Night Market Ngasopuro 

TRIBUNNEWS.COM - Wewangian aroma terapi tercium dari tenda nomor 08 di Pasar Malam Ngarsopuro, Solo, malam itu.

Setelah didekati, terdapat barisan benda-benda unik dan antik berderet rapi di atas meja berbalut taplak motif batik.

Satu di antaranya benda itu mengeluarkan bau lavender, terasa juga bau tipis mint menambah wangi dan segar suasana sekitar.

Benda itu adalah varian baru lampu hias produksi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Senthir Sumunar, asal Mojolaban , Sukoharjo.

Tak seperti lampu hias pada umumnya, benda karya Sarwidiyanto ini dimofidikasi dengan tambahan wadah cairan aromaterapi pada bagian atas lampu.

Sehingga fungsi lampu hias tak hanya menyinari tapi semakin sempurna dengan suguhan harum wangi aroma terapi.

"Ini adalah varian baru lampu hias produk Senthir Sumunar, ada tempat khusus cairan aroma terapi berfungsi untuk mengharumkan ruangan juga. Jadi lampu hias sekaligus aroma terapi," jelasnya ketika dijumpai Tribunnews di Night Market Ngarsopuro pada Sabtu (27/4/2024).

Deretan produk UMKM Senthir Sumunar karya Sarwidiyanto
Deretan produk UMKM Senthir Sumunar karya Sarwidiyanto yang dijual di Night Market Ngarsopuro, Solo

Lampu hias Senthir Sumunar semakin unik karena dibuat dari batok kelapa.

Ornamen serta bermacam motif pun mengiringi tubuh lampu hias yang memang diukir menjadi nilai seni artistik tersendiri.

Selain lampu hias, Sarwidiyanto juga memamerkan karya kerajinan tangan lainnya.

Ada mainan, mangkok, peralatan dapur hingga pernak-pernik hiasan yang cocok dipajang di ruang tamu rumah anda.

Kebanyakan, produk karya pria yang menyandang gelar sarjana teknik ini berbahan dasar batok kelapa.

Baca juga: Berawal dari Hobi, Suvenir UMKM Lintang Kejora Menyeberang ke Singapura

Bukan tanpa alasan Sarwidiyanto memilih batok kelapa sebagai bahan melahirkan karya UMKM.

Ceritanya adalah pada 2009 lalu, Sarwidiyanto yang tinggal di rumah mertua kala itu tengah menilik kebun bagian belakang.

Dilihatnya berserakan batok-batok kelapa jatuh dari pohonnya karena terlalu matang alias tua usianya.

Terlintas dalam benaknya ingin memanfaatkan batok kelapa yang ada di depannya tersebut menjadi sesuatu yang berguna.

Kebetulan, di pojokan kebun terdapat karung bekas tanpa tuan.

Dengan sigap ia mengambilnya, dan mengumpulkan batok-batok kelapa dalam karung tersebut.

Berpindah ke teras rumah mertua, Sarwidiyanto kemudian mulai berkreasi menggambar dan mengukir batok kelapa menjadi bermotif.

TImbul ide untuk membuat berbagai produk, seperti mangkok hingga lampu hias yang menjadi produk unggulannya saat ini.

Setelahnya, bermodal lingkungan komunitas kerajinan tangan dan dari mulut ke mulut, produk Senthir Sumunar laku. Bahkan telah merambah pasar lokal dari Ngawi hingga Jakarta.

"Kisahnya begitu saya mulai menemukan batok kelapa membuatnya menjadi produk craft, kemudian menjualnya. Alhamdulilah bersyukur sekali bisa menjadi berkah dari awalnya iseng-iseng lihat batok kelapa," ujar dia.

Sarwidiyanto menjual barang produksi Senthir Sumunar mlulai dari harga Rp 150 ribu dan paling mahal Rp 250 ribu.

Saat ini diakui, lulusan arsitek ini fokus mengembangkan media sosial dan market place untuk berjualan.

Hasilnya sedikit demi sedikit mulai tampak, Sarwidiyanto tengah menjalin negosiasi harga dengan calon pembeli dari Guam, Amerika Serikat.

Produk-produk UMKM Sentir Sumunar di Night Market Ngasopuro
Produk-produk UMKM Sentir Sumunar di Night Market Ngasopuro, Solo

Jika negosiasi termasuk harga salah satunya cocok, maka akan menjadi ekspor pertama produk Senthir Sumunar ke luar negeri.

"Mohon doanya saja semoga berhasil. Sebagai pelaku UMKM  yang pasti terus berkreasi, tak menyerah dan mau mengikuti zaman. Insya Allah semua terkabul dan menjadi berkah," terang bapak dua anak ini.

Harapan Sarwidiyanto juga sejalan dengan arti nama Senthir Sumunar yang dijadikan nama usahanya.

Senthir yang berarti lampu berbahan bakar minyak tanah disandingkan dengan Sumunar yang bermakna bersinar.

"Senthir Sumunar harapannya produk UMKM ini mampu menyinari seluruh masyarakat terutama rakyat kecil," tegas dia. 

Terbantu Layanan Perbankan

Sarwidiyanto merupakan pelaku UMKM yang mondar mandir mengikuti berbagai pameran kerajinan tangan.

Ia merupakan langganan pameran karena merupakan UMKM binaan dinas dan perbankan.

Pria kelahiran 1 Desember 1978 ini juga merupakan yang efisien dan praktis.

Alias tak mau repot.

Seperti halnya di pameran, Sarwidiyanto mengandalkan pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

QRIS diketahui sebagai standar kode QR Nasional untuk memfasilitasi pembayaran kode QR di Indonesia.

Baginya, penyediaan layanan QRIS membuat proses jualan bisa berjalan efektif.

Apalagi pembayaran QRIS juga sudah banyak dicari oleh masyarakat dewasa ini.

"Jadi kalau pameran saya pasti bawa papan QRIS, biar pembeli bayar tinggal pindah barcode di lapak saya," katanya.

Selain itu, kata dia, QRIS menyajikan pelayanan prima tanpa menunggu lama proses pencairan dana yang masuk ke rekeningnya.

"Prosesnya cepat, dibayar langsung masuk rekening. Kita tinggal cek saja di mutasi mobile banking sangat senang semua dimudahkan," papar dia.

QRIS Mendongkrak Transaksi

No drama! Bebas khawatir uang kembalian dan uang palsu, QRIS bikin transaksi lebih aman dan nyaman
No drama! Bebas khawatir uang kembalian dan uang palsu, QRIS bikin transaksi lebih aman dan nyaman (Dok. BRI)

Menurut data yang dirilis BRI Regional Office Yogyakarta berdasar wilayah yang dikelola, pada Tahun 2022 sejumlah
9.282 merchant telah menggunakan EDC BRI dan 209.285 merchant telah menggunakan alat transaksi QRIS BRI.

Pada Tahun 2023 sejumlah 10.296 merchant telah menggunakan EDC BRI dan 245.053 merchant telah  menggunakan alat QRIS.

Di Bulan Februari sendiri, jumlah UMKM pengguna EDC BRI telah mencapai 11.309 UMKM dan pengguna QRIS sebanyak 264.456 UMKM.

Sementara itu, Regional CEO BRI Yogyakarta, John Sarjono menguraikan, BRI RO Yogyakarta memiliki nilai transaksi UMKM yang cukup tinggi dan menunjukkan signifikansi peningkatan setiap tahunnya.

"Pada alat transaksi EDC, pada tahun 2022 telah memperoleh volume transaksi Rp2,9 triliun dan mengalami peningkatan menjadi Rp3,7 triliun pada Tahun 2023. Sementara pada alat transaksi QRIS di Tahun 2022 memperoleh colume sebesar Rp 315 juta dan ditutup dengan peningkatan hingga Rp1,7 triliun di Tahun 2023," terangnya dalam keterangan tertulis.

Menyoal perkembangan BRImo, John Sarjono menyatakan, BRImo terus mengalami peningkatan perkembangan dari tahun ke tahun.

"Di lingkup BRI RO Yogyakarta, pada Tahun 2023 jumlah user BRImo 2.006.634 user. Adapun per Bulan Februari 2024, jumlah user BRImo diketahui sejumlah 2.261.326 atau mengalami peningkatan sebesar 12,7 persen," tutur dia.

Terkait inovasi yang bakal diluncurkan dalam waktu dekat, John membeberkan, BRImo terus berinovasi untuk memenuhi beragamnya kebutuhan nasabah dengan fitur favorit pengguna, seperti fitur cek kondisi keuangan dan opsi produk investasi untuk beragam segmen.

"Berbagai inisiatif dan penguatan ekosistem terus dilakukan oleh BRImo dengan menggandeng lebih dari tiga ribu opsi pembayaran, selain itu transaksi bersama BRImo kini dapat dilakukan melewati batas lintas negara dengan hadirnya fitur untuk transaksi internasional seperti pembukaan rekening menggunakan nomor handphone luar negeri, transfer ke lebih dari 100 negara dan pembayaran QR di Singapura," papar John.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved