Selasa, 30 September 2025

Harga Beras Melonjak

Harga Beras Melonjak dan Langka, Capres Turut Singgung Pemimpin Hanya Diam Saat Rakyat Teriak

Keterbatasan suplai tak lepas dari masa panen yang diperkirakan baru akan datang pada pertengahan Maret 2024.

dok. Kementan
Ilustrasi. Peritel mulai kesulitan mendapatkan suplai beras tipe premium lokal dengan kemasan 5 kilogram (kg) karena adanya keterbatasan suplai. 

"Jadi memang saat ini meskipun produksi dan konsumsi beras di Januari dan Februari 2024 minus 2,8 juta ton sebagai dampak dari penurunan produksi akibat El Nino, namun kita memerlukan beras yang cukup agar neracanya dapat terjaga secara positif. Karena itu, pemerintah menyeimbangkan kekurangan tersebut dengan kebijakan importasi," kata Arief.

Menurut dia, kebijakan tersebut adalah pilihan terakhir agar ketersediaan beras tetap terjaga.

“Walaupun sangat pahit, importasi saat ini harus dijalankan. Mungkin kebijakan ini tidak populer saya sampaikan, tetapi harus dikerjakan untuk pemenuhan kebutuhan saat ini,” ujar Arief.

Pemimpin Hanya Diam

Saat kampanye akbar di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024), calon presiden Ganjar Pranowo menyebut seorang pemimpin di manapun berada tak boleh hanya bisa mendengarkan, tetapi juga harus bisa merasakan.

"Maka sebenernya seorang pemimpin tidak harus diteriaki. Pemimpin tidak boleh kemudian diam karena teriakan-teriakan yang ada di rakyat, tetapi kita harus bisa merasakan," kata Ganjar dalam pidatonya.

Ganjar kemudian mengatakan bahwa ia dan Mahfud mencoba untuk merasakan dan mendengarkan rakyatnya melalui kampanye dan tidur langsung di rumah rakyat.

Eks Gubernur Jawa Tengah itu kemudian mengatakan, salah satu permasalahan yang dia dapat setelah tidur di rumah rakyat adalah harga beras yang mahal.

"Di situ kami mendengarkan, 'Pak Ganjar, kenapa berasnya Rp 14 ribu? Rp 17 ribu? Kenapa tidak turun-turun?' Sementara saudara kita petani, 'Pak Ganjar, kenapa harga beras kami dibeli murah dijual mahal dan pupuk kami langka?'" ujar Ganjar.

"Ibu bapak, mereka tidak akan teriak keras. Mereka cukup mengeluh di dapurnya, di pematang sawahnya, dan pemimpin harus merasakan dan mendengarkan itu," kata Ganjar lagi.

Kemudian, ketika berkampanye, Ganjar bercerita lagi di beberapa tempat bertemu dengan anak muda yang meminta dirinya sejumlah hal.

Anak muda itu berteriak menginginkan pangan yang murah dan kemudahan dalam mengakses lapangan kerja.

"Itulah tadi yang dalam perjalanan gerobak saya dikirimi gabah, sebuah simbol yang mengingatkan kepada saya dan Pak Mahfud untuk peduli pada petani dan perutnya rakyat," kata Ganjar.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan