Pengaruhnya Cukup Besar, Indonesia Perlu Antisipasi Dampak Perlambatan Ekonomi China Lewat 4 Hal Ini
Kondisi ekonomi China yang terus melemah perlu diantisipasi. Sebab, akan berdampak terhadap perdagangan internasional Indonesia.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kondisi ekonomi China yang terus melemah perlu diantisipasi. Sebab, akan berdampak terhadap perdagangan internasional Indonesia.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menerangkan, setiap 1 persen ekonomi China melambat maka ekonomi Indonesia diperkirakan melemah 0,03 persen.
Baca juga: Hari Ini IHSG Turun Tipis ke 6.958, Rupiah Tertekan ke Rp 15.555/Dolar AS
"Karena hubungan perdagangan dan investasi dengan China yang naik pesat dalam 9 tahun terakhir," kata Bhima saat dihubungi Tribunnews, Kamis (23/11/2023).
Sehingga, perlu segera diantisipasi efek pelambatan eknonomi China dengan beberapa strategi. Pertama, makin mendesak bagi pemerintah untuk seleksi proyek yang akan didanai oleh China karena bisa berisiko mengalami delay bahkan macet karena adanya gangguan ekonomi di dalam negeri China.
"Kedua, segera memitigasi dampak pelambatan ekonomi China terhadap industri dalam negeri yang berorientasi ekspor misalnya produsen nikel olahan, bauksit, emas dan CPO," terang Bhima
Ketika hasil assesment menunjukkan adanya pelemahan permintaan ekspor maka diperlukan mitigasi dalam bentuk paket kebijakan atau stimulus. Ketiga, perlu segera melakukan diversifikasi tujuan ekspor ke negara alternatif misalnya yang paling dekat penetrasi ke pasar di ASEAN dan Kepulauan Pasifik.
Keempat, menurunkan tingkat ketergantungan impor karena kewaspadaan terhadap banjir impor dari China dengan harga murah bisa terjadi pada 2024 mendatang.
"Kalau ekonomi domestik China melambat, banyak gudang over kapasitas maka salah satu pengalihan ekspornya ke Indonesia. Ini bisa mematikan industri lokal dan UMKM," imbuh Bhima.
Mengutip data Bank Dunia, China sebagai negara mitra dagang Indonesia masih mencatatkan perlambatan ekonomi. Pada triwulan ketiga 2023, China mengalami pertumbuhan 4,9 persen, melambat dibandingkan dengan triwulan kedua 2023 yang sebesar 6,3 persen.
Baca juga: Ini 10 Saham yang Diburu Investor Asing Saat IHSG Anjlok Senin Kemarin
Pengaruh Besar China
Pertumbuhan ekonomi China saat ini diprediksi akan mengalami perlambatan, dan dampaknya tidak hanya akan terbatas pada ekonomi China sendiri, tetapi juga akan mempengaruhi ekonomi Indonesia.
Peneliti Ekonomi Senior Chatib Basri mengatakan bahwa perlambatan ekonomi China dapat memiliki konsekuensi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut perhitungan Chatib, jika pertumbuhan ekonomi China melambat sebesar 1 persen, maka ini akan mengakibatkan pengurangan pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 0,3%.
Baca Juga: Chatib Basri Ungkap 4 Tantangan yang Hambat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Sebagai contoh, jika ekonomi China mengalami perlambatan dari 5,2% year-on-year (yoy) menjadi 4,5% yoy, maka dampaknya pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 0,7%, meskipun mungkin tidak melebihi 0,3%.
Chatib menyampaikan pandangan ini dalam acara BTPN Economic Outlook 2024 di Jakarta pada Rabu, 22 November.
Mantan Menteri Keuangan ini menyoroti hubungan dagang yang signifikan antara Indonesia dan China sebagai faktor utama penyebab dampak ini. Dengan menjadi mitra dagang terbesar Indonesia, perubahan ekonomi di China akan langsung berdampak pada ekspor Indonesia ke China.
Perlambatan ekonomi China dianggap dapat mengurangi volume ekspor Indonesia ke China, yang pada gilirannya akan menurunkan kinerja sektor ekspor dan berpotensi menyebabkan pelemahan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Oleh karena itu, ketidakpastian dalam ekonomi China dapat dianggap sebagai faktor risiko potensial bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Global Masih Bergejolak, Ekonomi RI Bertumpu Pada Sumber Domestik
Selain itu, dampak perlambatan ekonomi China tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, melainkan juga oleh negara-negara lain di ASEAN. Hal ini disebabkan oleh posisi China sebagai mitra dagang utama bagi sebagian besar negara di kawasan Asia Tenggara.
Dengan demikian, kinerja perekonomian China dapat memengaruhi secara signifikan perekonomian ASEAN secara keseluruhan, menimbulkan tantangan baru dalam mengelola stabilitas ekonomi regional.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.