Kamis, 2 Oktober 2025

Harga Beras Melonjak

Jokowi Pantau Harga Beras di Pasar yang Tak Kunjung Turun, Menteri Pertanian Dicari Politisi PDIP

Presiden Jokowi menyebut saat ini beras SPHP dari Bulog telah mulai disalurkan ke pasar sebagai upaya menekan harga komoditas pangan tersebut.

Tribunnews/Herudin
Ilustrasi. Presiden Jokowi menyebut saat ini beras SPHP dari Bulog telah mulai disalurkan ke pasar sebagai upaya menekan harga komoditas pangan tersebut. 

Menurutnya, temuan stok beras dalam negeri hampir habis didapatnya setelah meninjau ketersediaan stok beras di Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog).

"Saya lihat itu hampir tidak ada stok beras ciptaan kita, semuanya import. Jadi di mana Menteri Pertanian kita ini?" ujar Djarot.

Djarot meminta agar produksi beraskita perlu didata agar kebijakan dan program tak salah.

"Bagaimana dengan data produksi beraskita? Supaya apa? Supaya kita punya data yang tunggal, karena kalau datanya salah, maka bisa dipastikan kebijakan dan program yang diambil pasti salah," ucap Djarot.

Djarot menjelaskan saat ini harga beras medium berkisaran Rp 13.000

"Kemarin kita datang ke Gudang Bulog, kita lihat sudah disiapkan beras untuk bantuan pangan dan ini didiskusikan," jelasnya.

"Mudah-mudahan dengan distribusi bantuan pangan ini ke keluarga penerima manfaat, maka kita bisa menstabilkan harga beras. Sekarang harga beras lagi tinggi," ucapnya menambahkan.

Biang Kerok Kenaikan Harga Beras

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika membeberkan beberapa penyebab di balik kenaikan harga beras.

Pertama, ada soal permasalahan iklim. Ia mengatakan, saat ini memang secara nasional terjadi penurunan produksi padi karena iklim.

Berikutnya, ada juga permasalahan di hulu seperti luas lahan pertanian yang terus menurun.

Yeka mengatakan, data Budan Pusat Statistik menunjukkan bahwa 200 ribu hektar luas lahan pertanian setiap tahunnya mengalami penurunan.

"Kalau tidak ada inovasi dalam meningatkan intensitas tanaman, ya berarti luas lahan ini justru akan menggerus pencapaian peningkatan produksi pertanian," katanya dalam konferensi pers di kantor Ombudsman RI, Jakarta, Senin (18/9/2023).

Yeka mengatakan, persoalan di hulu juga meliputi permasalahan benih serta subsidi pupuk.

Sedangkan untuk yang ketiga adalah persoalan di hilir. Ia menyinggung beberapa komponen produksi yang mengalami kenaikan harga.

Di antaranya, sewa lahan, harga BBM, pupuk, dan lain-lain.

Baca juga: Beras Medium di Jateng Naik Rp14.000, Berikut Pantauan Harga Bahan Pangan Lainnya per 20 September

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved