Kamis, 2 Oktober 2025

Hadapi El Nino, Petani Disarankan Gunakan Asuransi Pertanian

petani disarankan ikut program asuransi pertanian karena dapat membantu para petani menghadapi risiko gagal panen.

Editor: Sanusi
World Grain
ilustrasi. Harga beras di pasar Asia naik tinggi hingga menjadi yang termahal sejak 15 tahun karena dipicu gagal panen petani Thailand akibat bencana El Nino. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia mulai mengalami fenomena cuaca ekstrim yakni El Nino. Fenomena cuaca ini terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudera Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya.

Dampak dari El Nino pun beragam, dari kekeringan hingga menurunnya kualitas dari tanaman akibat kekurangan pasokan air.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena El Nino di Indonesia akan bertahan hingga Desember 2023.

Baca juga: Mentan Klaim Indonesia Masih Punya Over Stok 1,5 Juta Ton Beras untuk Hadapi El Nino

Hal ini sangat berdampak pada sektor pertanian, apalagi para petani mulai masuk pada musim tanam ketiga.

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Ekonomi Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Surya Vandiantara mengatakan, sebagai salah satu solusi bagi para petani adalah program asuransi pertanian karena dapat membantu para petani menghadapi risiko gagal panen.

"Produk asuransi pada umumnya bekerja untuk mengalihkan risiko yang dimiliki pemegang polis kepada pihak pelaksana Asuransi. Fenomena cuaca El Nino tentunya menimbulkan risiko gagal panen bagi para petani. Ketika terjadi gagal panen, para petani menghadapi risiko kerugian atas berbagai biaya produksi pertanian yang telah dikeluarkan, seperti biaya bibit, biaya pupuk dan pestisida," kata Surya ditulis Rabu (16/8/2023).

Maka, atas kegagalan diatas, lanjut Surya, pelaksana asuransi pertanian hadir untuk menanggung risiko yang seharusnya ditanggung oleh para petani dalam menghadapi gagal panen akibat fenomena cuaca seperti El Nino.

"Ketika terjadi gagal panen para petani tidak perlu khawatir mengalami kerugian, dikarenakan kerugian tersebut telah ditanggung oleh pihak pelaksana asuransi pertanian," ungkap Surya.

Selanjutnya, kata Surya menurut persepektif ekonomi, produk asuransi pertanian dapat melindungi para petani dari risiko kerugian yang terjadi.

Dimana, petani akan mendapatkan ganti rugi atas pengeluaran biaya produksi pertanian apabila terjadi gagal panen. Sehingga, keberlangsungan produksi pertanian dapat menjadi lebih terjamin.

Apalagi, jika produk asuransi pertanian dilihat dalam persepektif ekonomi makro, tidak hanya sekedar bermanfaat untuk menanggung risiko gagal panen bagi para petani namun juga dapat menjaga ketersediaan produk di pasar.

Baca juga: Antisipasi Dampak El Nino, Lestari Moerdijat: Budayakan Gerakan Hemat Air dan Pelestarian Lingkungan

"Produk asuransi pertanian dalam skala makro dapat pula hadir sebagai solusi guna menjamin ketersediaan kebutuhan pokok hasil pertanian, serta menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok hasil pertanian," katanya.

Surya menyebut, bagi para petani, asuransi pertanian di Indonesia sangat efektif digunakan, terutama disaat kondisi cuaca tidak stabil ataupun dalam menghadapi force majeur.

"Bahkan asuransi pertanian juga efektif untuk digunakan menghadapi risiko serangan hama yang masih menjadi musuh utama bagi para petani," tambahnya.

Sementara, dalam memaksimalkan progam tersebut kepada masyarakat khususnya para petani, Surya berharap pemerintah dan lebaga terkait perlu lebih masif dalam melakukan edukasi kepada para petani. Mengingat para petani di Indonesia tersebar di berbagai pelosok nusantara.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved