Selasa, 30 September 2025

Pentingnya Strategi Hadapi Dampak El Nino dan Stop Pemborosan Makanan

Indonesia dihadapkan pada ancaman kekeringan karena fenomena El Nino yang bisa berdampak pada produksi pangan secara nasional

Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Sanusi
HO
Utusan Khusus Presiden (UKP) RI Bidang Kerja Sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Muhamad Mardiono 

Akibat sampah makanan ini pula, Bappenas memperkirakan negara setidaknya mengalami kerugian ekonomi yang mencapai Rp213 triliun sampai Rp551 triliun per tahun, atau setara dengan 4 sampai 5 persen PDB Indonesia.

Baca juga: Anggota DPR I Made Urip Ingatkan “Pedang Bermata Dua” Dampak El Nino di Indonesia

“Sampah makanan juga menyumbang sekitar 8 sampai 10 persen emisi gas rumah kaca, sehingga saya kira ke depan mendesak ada perubahan budaya masyarakat, melalui kampanye program ‘makan secukupnya’ atau ‘cukup satu porsi’ untuk mengubah perilaku masyarakat, dengan mengambil makanan sedikit, dan dapat menambah makanan sesuai porsinya jika diperlukan,” katanya.

Hal ini semata untuk mencegah terjadinya mubazir pangan yang kemudian menjadi sampah makanan. Kampanye program “belanja dengan bijak” untuk mengurangi stok makanan berjamur dan kadaluarsa juga harus terus dilakukan.

Selain itu diperlukan tempat penyimpanan makanan yang baik, untuk menghindari makanan menjadi basi. Di samping perlu program “berbagi makanan” untuk menghindari kadaluarsa makanan, misalnya bekerja sama dengan pasar modern atau supermarket untuk menyalurkan makanan yang mendekati kadaluarsa. Hal itu tidak lain agar pemborosan makanan bisa ditekan sehingga ketahanan pangan terwujud secara berkualitas di Indonesia.

Pada kesempatan yang sama Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan riset World Food Programme (WFP) menunjukkan negara dengan kerawanan iklim semakin tinggi cenderung akan menimbulkan kerawanan pangan yang berdampak pada populasi masyarakat dengan gizi kurang (undernourished).

“Indonesia termasuk wilayah dengan kerawanan iklim medium, sehingga diperlukan awareness dan antisipasi untuk mengurangi potensi krisis pangan. Perlu political will dan langkah aksi bersama untuk meningkatkan produksi beras, kedelai, daging lembu, dan gula konsumsi agar dapat memenuhi kebutuhan nasional,” kata Arief.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan