Senin, 29 September 2025

Cuaca Ekstrem

Kekhawatiran Zulkifli Hasan Hadapi El Nino, Harga Pangan Mulai Naik Hingga Putuskan Impor Beras

Zulkifli Hasan mengaku deg-degan menghadapi ancaman el nino karena beberapa bahan pokok akan mengalami kenaikan.

Endrapta Pramudhiaz
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Ia mengaku deg-degan menghadapi ancaman el nino karena beberapa bahan pokok akan mengalami kenaikan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan merasa khawatir menghadapi kemarau panjang atau el nino yang bakal melanda Indonesia pertengahan tahun ini.

Diperkirakan, puncak kemarau panjang terjadi pada Juli-Agustus 2023. Kondisi ini, pastinya berpengaruh terhadap sektor pertanian di dalam negeri.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengaku deg-degan menghadapi ancaman el nino karena beberapa bahan pokok akan mengalami kenaikan.

Baca juga: BMKG Minta Warga Diminta Mewaspadai Potensi Kekeringan Akibat El Nino

Bahkan, belum terjadi el nino saja, beberapa harga pangan telah mengalami kenaikan, satu di antaranya gula.

"Memang tahun ini saya agak deg-degan karena ada el nino. Beberapa bahan pokok mulai naik. Gula misalnya itu sudah jauh harganya," katanya di kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Kamis (15/6/2023).

Selain harga gula, ia menyebut bawang juga mengalami kenaikan harga.

Tak berhenti di situ, ia mengatakan cuaca panas juga akan berdampak pada naiknya harga telur.

"Bawang juga naiknya dua kali lipat. Kalau panas berlebih itu juga pakan bisa naik juga, termasuk harga telur juga bisa," ujar Zulkifli.

Impor Beras

Dalam mengantisipasi kenaikan harga pangan, Kementerian Perdagangan menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan pemerintah India untuk impor beras.

"Kita harus ambil insiatif. Kalau (saat) el nino, berat harganya. Kita enggak boleh beras kurang," kata Zulkifli.

Menurutnya, pihaknya sudah menekan MoU untuk impor 1 juta ton beras.

"Oleh karena itu saya sudah MoU dengan India. 1 juta (ton beras). Sewaktu-waktu bisa beli. Government to Government (G2G)," ujar Zulkifli.

Ia mengatakan, impor ini berbeda dari penugasan Badan Pangan Nasional kepada Bulog untuk mengimpor 2 juta ton beras sepanjang tahun ini.

"Iya lain. Ini baru MoU untuk harga tetap. Barang ada, tapi belum kita beli, tapi sudah ada. MoU G2G tahun ini kalau butuh, bisa beli. Barangnya sudah ada," kata Zulkifli.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan