Selasa, 7 Oktober 2025

Harga Telur Ayam

Harga Telur Ayam Makin Mahal, DPR Bilang Pemerintah Gagal: Jangan-jangan Ini Permainan

Akibat gagalnya peternak rakyat bangkit dan tumbuh kembali, populasi ternak pun jauh menurun drastis.

TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Pedagang menunjukkan telur ayam yang dijual di warung miliknya di kawasan Jakarta Timur. Catatan dari IKAPPI menyebut bahwa harga telur di Jabodetabek berada pada kisaran Rp 31 ribu-Rp34 ribu per kilogram. 

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, upaya menjaga keseimbangan harga telur harus dimulai dari hulu karena secara sistematis turut membentuk harga di tingkat hilir.

“Saat ini di tingkat hulu atau peternak terjadi perubahan biaya produksi, khususnya variabel biaya pakan. Untuk menjaga biaya produksi di tingkat peternak tidak semakin melonjak, kita prioritaskan untuk dilakukan langkah stabilisasi harga pakan,” ujar Arief dikutip dari Kontan.

Menurutnya, ekosistem perunggasan sangat erat kaitannya dengan jagung sebagai salah satu komponen utama pakan ternak.

Oleh karenanya, dalam rangka menjaga stabilisasi pasokan dan harga jagung, NFA meningkatkan fasilitasi distribusi pangan (FDP) komoditas jagung dari petani atau gapoktan kepada peternak.

Ia mengungkap, NFA terus mendorong fasilitasi distribusi jagung dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Selatan ke wilayah produsen telur di Jawa Tengah, Jawa Timue, dan Lampung.

Dimana saat ini telah mencapai 1.100 ton dan masih berproses pendistribusian ke Solo Raya 100 ton.

"Dengan pasokan jagung yang lancar akan dapat menurunkan biaya produksi,” tuturnya.

Upaya stabilisasi harga pakan ini, menurut Arief, harus diiringi dengan kolaborasi bersama stakeholder, termasuk kementerian/lembaga terkait.

“Berdasarkan Struktur Ongkos Usaha Tani (SOUT), biaya pakan berkontribusi sebesar 67 persen dari biaya pokok produksi telur, dengan 50 persen pakan adalah jagung giling,” ujarnya.

Selain itu, dilakukan juga upaya bantuan pangan telur dan daging ayam untuk menurunkan stunting yang saat ini tengah digelontorkan pemerintah kepada 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS).

Hal tersebut menjadi salah satu langkah strategis untuk mengendalikan keseimbangan harga telur dari hulu hingga hilir.

"Bantuan pangan terus kita dorong ditingkatkan intensitas penyalurannya melalui BUMN Pangan ID FOOD, karena selain membantu penurunan stunting juga membantu masyarakat mengurangi pengeluaran pembelian telur, selain itu menjaga produksi di tingkat peternak diserap dengan harga yang baik," imbuhnya.

Bantuan pangan telur dan daging ayam ini menjadi semacam closed loop yang dibuat dari hulu melibatkan peternak mandiri untuk dapat berkontribusi dalam menurunkan stunting, melalui pemenuhan kebutuhan protein bagi masyarakat khususnya Keluarga Risiko Stunting.

Arief mengatakan, melalui bantuan ini di hilir juga ditekan agar tidak terjadi lonjakan inflasi. Sementara di hulu akan dijaga harga di peternak tetap baik, agar peternak dapat melanjutkan produksi dan meningkatkan produktifitasnya.

"Apabila kewajaran harga di peternak tidak dijaga bisa berdampak pada menurunnya jumlah peternak, akan banyak peternak mandiri kecil yang tidak berproduksi. Hal ini berujung pada menurunnya produksi telur nasional. Ini yang kita antisipasi,” paparnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved