Beberapa Hari Eror BSI Klaim Layanan Sudah Normal, Anggota DPR Minta Manajemen Dievaluasi
BSI melakukan mitigasi risiko di sistem IT milik perseroan dengan melakukan maintenance atau pemeliharaan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Layanan perbankan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) pada Kamis (11/5) telah kembali normal, baik di kantor cabang, mesin anjungan tunai mandiri (ATM) maupun mobile banking sehingga dapat digunakan oleh nasabah untuk bertransaksi.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan proses normalisasi layanan BSI telah dilakukan oleh perseroan dengan baik, dengan prioritas utama untuk meyakinkan dana dan data nasabah tetap aman.
“Alhamdullilah pada hari ini, layanan cabang, ATM dan mobile banking sudah kembali normal dan dapat digunakan oleh para nasabah untuk melakukan transaksi,” ujar Hery dalam keterangannya.
Baca juga: Layanan Cabang, ATM dan Mobile Banking BSI Sudah Kembali Normal
Henry juga mengungkapkan kemarin BSI melakukan peningkatan kapasitas agar core banking dan critical channel bisa kembali dipulihkan dengan cepat, stabil sehingga layanan kepada nasabah dapat sepenuhnya normal.
Dia menjelaskan bahwa pada Minggu (7/5) BSI melakukan mitigasi risiko di sistem IT milik perseroan dengan melakukan maintenance atau pemeliharaan.
Keesokan harinya, yakni pada Senin (8/5), nasabah mengalami kendala dalam mengakses layanan BSI menyusul proses maintenance sistem yang dilakukan. Dan pada hari tersebut, lanjutnya, BSI secara intens melakukan normalisasi layanan secara bertahap.
Hasilnya pada Selasa(9/5), nasabah telah bisa melakukan transaksi di jaringan cabang dan ATM BSI yang tersebar di seluruh Indonesia. Malam harinya, secara bertahap layanan BSI Mobile sudah dapat diakses oleh nasabah dengan fitur-fitur basic.
“Hari ini tanggal 11 Mei, BSI Mobile sudah dapat digunakan untuk bertransaksi oleh nasabah dengan fitur yang lebih lengkap,” imbuhnya.
Terkait dugaan serangan siber, menurut Hery, pihaknya menemukan indikasi adanya serangan siber sehingga perseroan perlu melakukan temporary switch off beberapa channel untuk memastikan keamanan sistem.
“Pada dasarnya perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik,” ujar Hery.
Baca juga: Gangguan Layanan BSI Mulai Teratasi, Nasabah di Tangsel Bisa Tarik Tunai
Dalam proses normalisasi layanan, tim IT BSI bekerja sama dengan Tim IT Bank Mandiri dan tentunya berkoordinasi secara intens dengan berbagai pihak terkait, baik regulator maupun lembaga pemerintah.
"Bahwa dalam keseluruhan proses yang berlangsung, BSI terus memastikan kepada nasabah dan stakeholders bahwa data dan dana nasabah berada dalam kondisi baik dan aman," tegasnya.
Evaluasi Manajemen
Anggota Komisi IX DPR, Kamrussamad merespon Bank Syariah Indonesia (BSI) yang beberapa hari lalu layanannya tidak bisa diakses penggunanya.
Menurut Kamrussamad Direksi BSI perlu dievaluasi total dari kejadian tersebut.
"Sudah berhari-hari nasabah BSI mengeluh karena tidak dapat bertransaksi melalui BSI akibat sistem yang terganggu. Direksi mesti dievaluasi total karena telah mengecewakan nasabah," kata Kamrussamad.
Kemudian Kamrussamad juga menilai bahwa BSI perlu menyiapkan maaf kepada seluruh nasabahnya atas kejadian tersebut.
Baca juga: Lakukan Maintenance System, BSI Jamin Dana Nasabah Aman
"BSI harus menyampaikan permohonan maaf ke nasabah. Serta mengumumkan kerugian yang dialami akibat kegagalan memberikan layanan serta keamanan data nasabah," tegasnya.
Diketahui Bank Syariah Indonesia (BSI) sendiri telah menyampaikan permohonan maaf atas kendala yang dialami nasabah dalam mengakses layanan BSI.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi menyatakan, pihaknya terus melakukan proses normalisasi dengan fokus utama untuk menjaga dana dan data nasabah agar tetap aman.
Sejauh ini, proses normalisasi layanan telah dilakukan dengan baik. "Atas nama Bank Syariah Indonesia, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan nasabah karena adanya kendala dalam mengakses layanan BSI pada 8 Mei 2023," ujar Hery.
Perbankan Harus Tingkatkan Mitigasi
Masalah layanan mobile banking dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang sempat tak bisa digunakan beberapa hari juga membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan, OJK menegaskan perbankan perlu meningkatkan mitigasi untuk menyikapi potensi gangguan di kemudian hari.
“Potensi gangguan layanan merupakan salah satu tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan dalam penggunaan teknologi informasi di era digital,” ujar Dian.
Baca juga: BSI Alami Gangguan, Perbankan Diminta Jamin Sistem IT Aman dari Serangan Cyber
Dalam hal ini, OJK tetap mendorong perbankan untuk memanfaatkan teknologi informasi guna meningkatkan kualitas layanan. Namun, keamanan informasi, tata kelola dan perlindungan konsumen tetap perlu menjadi yang utama.
Lebih lanjut, Dian bilang OJK akan terus melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memperkuat ketahanan digital perbankan Indonesia secara menyeluruh.
Terkait kasus BSI, ia menyampaikan tim pengawas dan pemeriksa IT OJK dan BI terus melakukan komunikasi dan koordinasi untuk percepatan pemulihan pelayanan BSI kepada nasabahnya.
Dian bilang manajemen BSI melaporkan bahwa telah menindaklanjuti arahan OJK termasuk menyampaikan pemberitahuan kepada nasabah, memastikan keamanan dana nasabah dan memulihkan semua layanan.
Baca Juga: Kecewa Penanganan Gangguan Sistem, ITB Ahmad Dahlan Ragukan Kapasitas Manejemen BSI
“BSI juga telah meminta agar masyarakat tetap tenang dan berhati-hati dalam melakukan transaksi,” tambahnya. (Tribun Network/Kontan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.