Sejarah Tupperware, Kini Terancam Bangkrut, Saham Anjlok 90 Persen Selama 1 Tahun
Sejarah Tupperware yang kini terancam bangkrut, imbas saham anjlok hingga 90 persen selama setahun. Pada Senin (10/4/2023), saham anjlok 50 persen.
K. Douglas Martin mengambil alih sebagai Presiden Tupperware USA, dan Dart dan Kraft menunjuk William L. Jackson bergabung dengan kepemimpinan Tupperware.
William L. Jackson kemudian melakukan inovasi produk baru melalui iklan, selain mengatasi masalah internal dan pekerja.
Produk-produk baru berhasil membantu meningkatkan penjualan pada 1980-an.
Penjualan Tupperware di luar negeri menyumbang lebih dari separuh pendapatan perusahaan pada 1992, meski penjualan di Amerika merosot.
Pada 1996, Tupperware membuka hampir 100 situs web untuk penjualan secara online.
Namun, Tupperware kemudian menutup sebagian besar situs hingga menyisakan enam situs, karena metode penjualan online dianggap kurang sesuai perusahaan.

Baca juga: Hadapi Krisis Finansial, Tupperware Terancam Gulung Tikar
Krisis dan Inovasi
Pada 1997, krisis di Asia Timur Jauh memengaruhi penjualan Tupperware.
Laba turun dari $1,37 miliar pada 1996 menjadi $1,23 miliar pada tahun 1997.
Pendapatan anjlok 53 persen, dari $175 juta pada 1996 menjadi $82 juta pada tahun 1997.
Tupperware berharap perluasannya ke India, Rusia, dan China pada 1997 akan mengimbangi kerugian penjualan.
Tahun 1998, pendapatan menurun menjadi $1,1 miliar, penurunan sebesar 21 persen.
Untuk mengatasi penurunan di Amerika Serikat dan internasional, Tupperware memperkenalkan produk baru seperti produk anak-anak dan peralatan dapur kecil.
Selain itu, konsumen juga dapat membeli perlengkapan seperti celemek, sisipan undangan, kaset pelatihan video, dan audio.
Tahun 2000-an, Tupperware mengalami persaingan yang ketat dengan produk serupa yang lebih murah seperti GladWare dan Ziploc.
Pada 2003-2005, Tupperware melakukan PHK pada karyawannya.
Tupperware kemudian kembali berinovasi dengan mengeluarkan produk milenial.
Mereka mulai mengeluarkan produk-produk kecantikan untuk mengimbangi pendapatan yang menurun.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Tupperware
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.