Senin, 6 Oktober 2025

Bisnis Bermodal Smartphone Jadi Pilihan Ibu Rumah Tangga

Kiki memulai bisnis warung kelontong online pada awal 2020  dengan stok barang di rumah. 

Editor: Erik S
TribunJatim.com
Ilustrasi Warung Kelontong- Kiki (33), ibu dua anak memulai usahanya dari rumah. Ia memilih warung kelontong online dengan memanfaatkan grup whatApps komplek dan orangtua murid. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Berawal dari niat membantu suami, Kiki (33) seorang ibu dua anak memulai usahanya dari rumah.

Ia memilih warung kelontong online dengan memanfaatkan grup whatApps komplek dan orangtua murid.

Baca juga: Askrindo Lanjutkan Pemberdayaan UMKM Lewat Penjaminan Pinjaman

Selain jadi kebutuhan orang banyak, sabun, sampo, gula, maupun minyak tidak cepat kedaluwarsa atau bertahan lama.

 "Modalnya waktu itu 3 juta," tutur dia Bekasi, Jawa Barat.

Kiki memulai bisnisnya pada awal 2020  dengan stok barang di rumah. 

"Di rumah saja, kan awal-awal modalnya juga tidak banyak. Jadi stoknya masih sedikit," ungkap Kiki.

Awalnya, Kiki memasarkan barang jualannya melalui grup whatApps komplek rumah.

Beberapa hari sekali, ia menawarkan barang jualannya.

Baca juga: Indonesia Dirikan Trading House di Guangzhou untuk Promosi Produk UMKM Tembus Pasar China

"Ditaruh aja di grup WA beberapa foto barang tapi tidak setiap hari, 3 hari sekali, numpang lapak di grup. Kan kasian kalau ada info-info penting malah ketutup sama jualan kita," ungkap perempuan berhijab ini.

Ia juga sering kali meng-update status WA-nya dengan produk-produk jualannya.

Tak perlu waktu lama, geliat pun bisnisnya berjalan.

Pelanggannya tentu adalah tetangga sekitar rumah. Dan kini banyak dari mereka jadi pelanggan tetap.

"Jadi ada yang pesan (tetangga) dianterin ke rumahnya langsung. Enggak pake ongkir, gratis," ucapnya.

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani Ungkap Peran Penting UMKM dalam Perekonomian ASEAN

Memasuki pandemi Covid-19. Ia makin giat berjualan.

Hal ini didukung kondisi adanya pembatasan kegiatan. Semua orang yang semula sering berbelanja offline ke toko beralih ke online.

"Tinggal buka hp, pesan bisa COD atau bayar via mobile banking. Tunggu, barangpun sampai di rumah," ungkap Kiki.

Karena pandemi juga, orangtua murid di sekolah anak-anaknya membuat grup WA.

Awalnya grup itu sebagai wadah memantau keadaan masing-masing keluarga.

"Dari grup ini juga nawarin lagi. Alhamdulillah banyak direspon dan berjalan sampai sekarang. Kan sekarang udah PTM, COD-an biasa di sekolah, pas ibu-ibu anter atau jemput anaknya," kata dia dengan antusias.

Kiki mengatakan, bisnisnya mampu bertahan hingga ditahun ketiga karena sejak awal ia berprinsip untuk tidak melayani pembelian kas bon atau ngutang.

Di samping itu, ia juga memberikan beragam penawaran menarik bagi pelanggan.

Baca juga: Menkop UKM Teten Masduki Berharap Penghapusan Tagih Kredit Macet UMKM Dapat Segera Dilaksanakan

"Misalnya sekarang lagi puasa. Kalau ada yang belanja lebih dari 100 ribu, biasanya aku kasih bonus," ujarnya.

Melihat progres yang cukup baik ini, ia pun mulai berambah usaha lain.

"Sekarang jastip juga. Sering ada promo ini itu terutama makanan, orang malas antri. Aku yang antri, nanti dianterin ke rumah. Jadi semua berawal dari hp, modern. Pesan, bayar semua via aplikasi di HP," terangnya.

Kiki pun berharap, bisnis yang diberi nama Toko Zea ini mampu berkembang besar menjadi toko grosir.

"Iya, pengennya bisa jadi toko grosir. Bisa berkembang ke Shopee. Sekarang kan masih lewat WA dulu," harap Kiki.

Semangat Kiki untuk bisa mengembangkan bisnis melalui digital selaras dengan BRI yang terus mendorong kebangkitan UMKM Indonesia melalui transformasi digital.

Senada dengan hal itu, pemerintah juga terus menguatkan ekosistem digital untuk diterapkan di tanah air dari kota hingga desa sebagai kunci upaya percepatan pemulihan dan peningkatan daya saing ekonomi nasional, termasuk dalam meningkatkan produktivitas dan kinerja UMKM.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved