Kamis, 2 Oktober 2025

PMI Indonesia di Atas Eropa, Menperin: Yakin Industri Tetap Ekspansif

Kementerian Perindustrian mengungkapkan kinerja industri pengolahan nonmigas pada bulan Februari menunjukkan progres positif.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
Lita Febriani
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Optimisme pelaku industri di Tanah Air membawa dampak positif bagi pertumbuhan sektor manufaktur.

Kementerian Perindustrian mengungkapkan kinerja industri pengolahan nonmigas pada bulan Februari menunjukkan progres positif.

Terbukti melalui hasil data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global, menunjukkan di posisi 51,2 pada bulan Februari 2023, yang artinya masih dalam tahap ekspansi.

Baca juga: Daya Beli Melemah, Industri Manufaktur Asia Merosot Hingga di Bawah 50 Persen

PMI manufaktur Indonesia pada bulan kedua ini mampu melampaui PMI manufaktur Myanmar (51,1), Malaysia (48,4), Taiwan (49,0), Jepang (47,7), Inggris (49,2), Amerika Serikat (47,8), Zona Eropa (48,5), Prancis (47,9) dan Jerman (46,5).

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan level ekspansi ini memperpanjang periode perbaikan kondisi sektor industri manufaktur Indonesia selama 18 bulan terakhir ini, meskipun di tengah dampak tekanan ekonomi global.

"Artinya tingkat kepercayaan diri para pelaku indutri manufaktur kita masih cukup tinggi atau optimistis," tutur Agus, Rabu (1/3/2023).

Menperin menjelaskan, aktivitas industri manufatur nasional yang masih berjalan impresif ini sesuai juga dengan hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Februari 2023 yang dirilis oleh Kementerian Perindustrian, tercatat mencapai posisi 52,32.

Level ekspansi ini mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 0,78 poin dibandingkan Januari 2023.

"Saya yakin, industri manufaktur kita akan tetap ekspansif seiring dengan berangsur membaiknya kondisi geopolitik dan ekonomi global. Selain itu didukung dengan kebijakan pemerintah dalam upaya menciptakan iklim usaha yang kondusif," ucapnya.

Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence Jingyi Pan, menyampaikan kondisi sektor manufaktur di Indonesia terus membaik pada laju stabil dan berkelanjutan pada bulan Februari.

"Permintaan domestik dilaporkan menguat yang mendukung pertumbuhan manufaktur output, karena permintaan asing masih dalam proses pemulihan," jelasnya.

Baca juga: Aktivitas Manufaktur Korea Selatan Menyusut pada Desember 2022, Terdampak Aksi Mogok Sopir Truk

Aspek positif lain dari angka PMI manufaktur Indonesia yang masih ekspansif, yakni sudah berkurangnya hambatan pada rantai pasokan.

"Waktu pengiriman dari pemasok lebih pendek untuk pertama kali dalam satu tahun, sementara inflasi biaya input juga mereda, keduanya menggambarkan tekanan dari sisi pasokan berkurang," ujar Pan.

S&P Global mencatat, secara keseluruhan, sentimen bertahan positif di seluruh sektor manufaktur.

Akan tetapi, penurunan kepercayaan diri bisnis ke posisi terendah dalam kurun waktu hampir tiga tahun sangat mengkhawatirkan.

"Ini merupakan kunci agar kondisi lebih baik, termasuk permintaan asing, untuk membantu meningkatkan kepercayaan diri perusahaan," imbuhnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved