Senin, 6 Oktober 2025

PLTS Terpusat 70kWp Pulau Balang Caddi Sulawesi Selatan Kini Bisa 24 Jam Layani Masyarakat

Setelah diperbaiki, PLTS Mattiro Bintang di Pulau Balang Caddi, Sulawesi Selatan, kini akhirnya bisa melayani masyarakat secara penuh selama 24 jam.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
HO
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terpusat (PLTS) Mattiro Bintang di Pulau Balang Caddi, Sulawesi Selatan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah memakan waktu perbaikan selama 10 hari, Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terpusat (PLTS) Mattiro Bintang di Pulau Balang Caddi, Sulawesi Selatan, kini akhirnya bisa melayani masyarakat secara penuh selama 24 jam.

Ketua Panitia Perbaikan PLTS Mattiro Bintang, Muhammad Jufri mengatakan, pihaknya berhasil memperbaiki PLTS Pusat selama 10 hari dengan melibatkab teknisi dari Kampar, Provinsi Riau.

Jufri mengungkapkan, PLTS tersebut kini bisa aktif selama 24 jam untuk disalurkan kepada masyarakat.

Baca juga: AESI: Perubahan Permen PLTS Atap Berpotensi Lemahkan Minat Pasar Residensial

Untuk menjaga PLTS ini tetap aktif 24 jam, saat ini Pengurus PLTS Terpusat sepakat membuat perjanjian Kontrak Perbaikan dan Perawatan PLTS Terpusat 70kWp ini selama 2 tahun.

"Kedepan agar kemampuan PLTS dapat selalu dipertahankan dan malah ditingkatkan hingga menjadi 100kWp di tahun mendatang melalui pembiayaan kas pengelolaan PLTS mandiri," kata Jufri dalam keterangan persnya, Sabtu (28/1/2023).

Jufri memaparkan, saat ini kemampuan PLTS selesai diperbaiki setara 60kWp dengan energi limiter dasar mulai 200wh dan 300wh untuk 320 rumah dan 3 fasilitas umum diberikan 1000wh dan masjid 2000wh.

Target 6 bulan kedepan, kemampuan PLTS Mattiro Bintang akan ditingkatkan menjadi 70kwp dengan cara menambah daya baterai. Sehingga nantinya, masyarakat bisa mengajukan permintaan tambahan energi limiter maksimal 500wh.

"Jadi kita memberikan energi limiter sesuai kebutuhan masyarakat 200wh, 300wh, dan 500wh sesuai kemampuan PLTS yang dihitung operator bersama teknisi," ungkap Jufri.

Baca juga: Dampak Krisis Iklim, Industri Global Mulai Gunakan PLTS

Sementra itu, Tekhnisi PLTS Terpusat, Harisman menjelasan, saat ini harus ada pendampingan teknis berkelanjutan karena kompetensi operator tidak cukup untuk menjaga PLTS tetap beroperasi 24 jam. Walaupun disatu sisi, sudah dilatih oleh PPSDM KEBTKE Kementerian ESDM.

"Kami memperbaiki PLTS bekerja bersama operator agar operator mendapatkan ilmu perbaikan dan perawatan secara langsung. Kompetensi penting yang harus diterima operator adalah bagaimana mereka menemukan pencurian listrik secara terukur dan memiliki barang bukti berupa foto pemakaian arus SR dan dapat ditindak langsung bersama pengurus PLTS dan BIMMAS," ucapnya.

Magister Teknologi Energi Surya itu mengatakan, para teknisi juga memberikan metode mencari titik konsletting jaringan tanpa mematikan inverter.

Kemampuan penting lainnya, kata dia, adalah operator dapat mengukur dan mengirim data PLTS kepada teknisi kapan saja diperlukan.

"Tujuannya untuk mengetahui sampai kapan PLTS bertahan beroperasi 24 jam dan langkah apa yang harus diambil untuk mengatasinya sebelum PLTS mengalami kerusakan dan mengidentifikasi adanya indikasi mulai tidak bisa aktif 24 jam lagi," jelas Harisman.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah I Muhammad Iqbal Alwany menjelaskan, progres tersebut adalah salah satu upaya untuk menyelesaikan masalah kelistrikan khususnya pada PLTS Terpusat yang telah dibangun oleh Kementerian ESDM dan Pemprov Sulsel. yang pada saat ini beberapa diantaranya telah mengalami kerusakan, agar dapat kembali dinikmati masyarakat. Kami berharap masyarakat dapat mengelola dengan baik supaya tetap berkelanjutan dan mandiri," ucap Iqbal.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved