Kamis, 2 Oktober 2025

Faisal Basri Kritik Investasi di Sektor Infrastruktur, Kurang Inovatif, Banyak Gunakan Otot

Ekonom Faisal Basri menilai investasi di Indonesia menjadi kurang inovatif terutama dalam riset dan pengembangan.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin
Tribunnews/Nitis
Ekonom senior INDEF Faisal Basri 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri mengkritik investasi di Indonesia yang didominasi pembangunan infrastruktur yang banyak mengandalkan otot. 

Hal tersebut menyebabkan investasi di Indonesia menjadi kurang inovatif terutama dalam riset dan pengembangan.

Menurut Faisal, hal itu dilihat berdasarkan data Asia Productivity Organization di tahun 2022, tergambar investasi yang masuk ke Indonesia adalah untuk bangunan dan konstruksi mencapai 83 persen.

"Indonesia itu investasinya otot, investasinya fisik saja 83 persen investasi di Indonesia adalah investasi fisik berupa building and construction. Jadi yang dibangun bukan otak tapi Building and construction," kata Faisal Basri dalam Diskusi Publik Indef, Kamis (5/1/2023).

Faisal  menjelaskan, sebesar 10 persen investasi lainnya di berbagai hal selain teknologi informasi (IT), lalu sebanyak 4 persen digunakan untuk investasi IT. Adapun 3 persen sisanya, untuk investasi alat transportasi. 

"Kalau data dari Global Knowledge Index tahun 2022, Indonesia peringkat nomor 81 dari 132, komponen paling buruk nya adalah riset and development (R&D). Ini nomor 115 paling buruk R&D nya," tegasnya.

Terakhir, Faisal mengatakan, meski Indonesia memiliki nilai investasi yang tinggi, namun kualitasnya masih kurang. Sebab, kata dia, kurangnya investasi otak melalui riset dan pengembangan.

Baca juga: Kadin Klaim Perppu Cipta Kerja Bisa Tarik Investasi dan Mengentaskan Kemiskinan

"Semakin besar investasi, semakin tidak berkualitas. Karena investasi yang didengungkan sekedar bikin Ibu Kota, LRT, MRT, Kereta Cepat. Kita enggak menolak, tapi harus diiringi oleh suntikan otak dalam bentuk IT Capital, Other Non IT Capital dan R&D," ucap Faisal.

Baca juga: Jokowi Ingatkan Kelestarian Lingkungan dalam Pembangunan Infrastruktur

Pemerintah menargetkan investasi tahun 2022 sebesar Rp. 1,2 triliun. Angka ini naik sebesar 33,3 persen dibandingkan dengan target investasi pada 2021 sebesar Rp 900 triliun.

Target tersebut ditujukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen di tahun 2022.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved