Menkeu Sri Mulyani Ungkap Guncangan Perekonomian Nasional dari Covid-19 Hingga Kripto
Sri Mulyani mengaku sempat diteror mengenai aset kripto yang tiba-tiba melonjak, namun dalam seketika turun diangka yang signifikan.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti ketahanan ekonomi Indonesia terhadap beragam guncangan perekonomian nasional yang terjadi sejak beberapa tahun kebelakang.
Sri Mulyani meyakini, pandemi Covid-19 bukan merupakan satu-satunya guncangan yang mampu meruntuhkan perekonomian nasional.
Kata dia, sebelumnya Indonesia pernah menghadapi guncangan ekonomi global yang terjadi di tahun 2008 hingga 2009 silam.
"Krisis keuangan Global kita dihadapkan naik turunnya boom dan bust dari komoditas. Kita dihadapkan pada pandemi, kita dihadapkan pada disrupsi teknologi," kata Sri Mulyani dalam acara puncak Hakordia 2022, Selasa (13/12/2022).
Baca juga: Hakordia 2022, Sri Mulyani Ingatkan Pejabat Kementerian Keuangan Untuk Kuat Hadapi Godaan Korupsi
Selain itu, Sri Mulyani mengaku sempat diteror mengenai aset kripto yang tiba-tiba melonjak, namun dalam seketika turun diangka yang signifikan.
"Pasti di ruangan ini tahu bahwa crypto market yang beberapa bulan atau tahun terakhir semua mengirim WhatsApp ke saya. Kripto jumlah yang tadinya hanya ratusan melihat menjadi triliunan tiba-tiba bust semalam. Salah satu pemain kripto itu juga masalah tata kelola," tuturnya.
Kata Sri Mulyani, guncangan lain yang tengah dihadapi Indonesia adalah perubahan iklim atau climate change. Dia mengaku, pemerintah masih mencoba memahami terkait implikasi dari guncangan tersebut.
"Kami masih memahami implikasinya (climate change). Saya baru saja mewakili, membuka kongres ke-14 ikatan akuntan indonesia, yang bicara tentang sustainability. Climate change is gonna be another disruption," kata Sri.
Terakhir, kata Sri Mulyani, disrupsi lain yang nantinya bakal dihadapi Indonesia adalah demografi, hingga geopolitik yang mampu mempengaruhi krisis pangan dan krisis energi.
"Saya sampaikan disini adalah kita sebagai pengelola keuangan negara dan seluruh penyelenggara negara dunia akan dihadapkan pada guncangan-guncangan yang kita tidak memiliki kontrol 100 persen dalam setiap guncangan disitu," tegasnya.