Senin, 29 September 2025

Resesi Dunia

Resesi di Amerika Serikat Tidak Bisa Dihindari, IMF Sebut Perlambatan Ekonomi akan Berlanjut di 2023

Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan para pelaku pasar global agar waspada terhadap potensi resesi di 2023.

NDTV
Ilustrasi resesi Amerika Serikat. Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan pada Kamis (8/12/2022) bahwa resesi di AS tidak bisa dihindari. Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan para pelaku pasar global agar waspada terhadap potensi resesi di 2023. 

Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menyebut harga konsumen di kelompok negara G20 diperkirakan akan mencapai 8 persen pada kuartal keempat sebelum turun menjadi 5,5 persen tahun depan.

Khawatir apabila lonjakan inflasi dapat mempercepat laju resesi suatu negara, mendorong sejumlah bank sentral untuk memperketat kebijakan moneternya dengan mengerek naik suku bunga acuannya ke level tertinggi, seperti yang dilakukan bank sentral AS The Fed.

Langkah serupa juga diambil oleh Bank Sentral Eropa (ECB) yang mengirimkan sinyal yang jelas bahwa ECB akan mempertahankan kebijakan pengetatannya, mengingat inflasi zona euro belum mencapai puncaknya.

Meski pengetatan moneter dengan menaikkan suku diklaim sebagai upaya menjinakkan kenaikan inflasi.

Namun hal ini juga berisiko mendorong negara – negara berkembang masuk  ke dalam jurang resesi yang dalam, karena biaya pinjaman yang lebih tinggi berarti aktivitas dari biasanya.

Baca juga: Kaleidoskop 2022: Era Suku Bunga Tinggi Timbulkan Ancaman Resesi

Tercatat setidak kini sudah ada beberapa negara yang masuk dalam jurang resesi seperti Haiti, wilayah Sudan dan Lebanon hingga Sri Lanka.

Walau ekonomi global di proyeksinya masuk kedalam jurang resesi di 2023, namun  Dana Moneter Internasional (IMF) masih mengharapkan apabila ekonomi dunia dapat tumbuh menjadi 2,7 persen.

Warga Kanada Dihantui Resesi

Warga Kanada semakin khawatir menghadapi inflasi yang tinggi secara historis dan ancaman resesi.

Sebuah survei mendapati lebih dari separuh orang dewasa di Kanada saat ini takut tidak dapat menyediakan makanan untuk keluarga mereka.

Jajak pendapat yang dilakukan pada bulan lalu oleh Ipsos untuk Global News dan dirilis pada Rabu kemarin mendapati temuan bahwa 53 persen warga Kanada yang resah tentang 'apakah mereka akan mampu membeli makanan', angka ini naik 9 poin persentase dari bulan lalu.

Dikutip dari Russia Today, Kamis (8/12/2022), kekhawatiran terhadap ekonomi juga meningkat, dengan 86 persen responden mengatakan mereka khawatir tentang resesi yang melanda Kanada tahun depan, angkanya naik dari 83 persen di bulan Oktober lalu.

"Kami melihat perubahan yang sangat luar biasa dan signifikan dalam waktu singkat, warga Kanada jelas telah meningkatkan kecemasan atas potensi resesi, suku bunga, inflasi tinggi, dan akibatnya, kita melihat perubahan dramatis." kata Wakil Presiden senior Urusan Publik Ipsos, Sean Simpson.

Baca juga: Mantan Menteri Perindustrian Sebut Industri Kertas Tidak Akan Terpengaruh Ancaman Resesi Global

Tingkat inflasi Kanada naik ke level tertinggi 39 tahun sebesar 8,1 persen pada Juni lalu dan tetap berada pada level tinggi yakni sekitar 7 persen.

Sejak saat itu. baru-baru ini pada kuartal pertama tahun lalu, harga konsumen naik pada tingkat tahunan sebesar 1 hingga 2,2 persen.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan