Jumat, 3 Oktober 2025

Resesi Ekonomi

Indonesia dan Negara Kawasan ASEAN Dinyakini Tahan Terhadap Ancaman Resesi Global

Kondisi Indonesia dan kawasan Asean masih memiliki kekuatan guna meredam dampak terburuknya.

ist
Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady. Ia menyebut sewaktu perdagangan internasioal lesu akibat kontraksi perekonomian yang terjadi di negara-negara besar, Indonesia dan negara kawasan Asean masih bisa mengandalkan pasar domestik maupun regional. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dan negara lain di kawasan Asean dinilai memiliki kekuatan ekonomi dalam menahan ancamanan resesi global yang diprediksi terjadi pada tahun depan.

Di sisi lain, tekanan global pun membuat rontoknya investasi perusahaan teknologi digital.

Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady mengatakan, saat ini bubble startup sebagai fenomena wajar agar aliran investasi seiring sejalan dengan pengembangan pasar secara riil.

Singkatnya, fenomena ini akan menguji sekian banyak perusahaan teknologi digital yang relevan bagi pasar, serta memvalidasi valuasi.

Baca juga: Indonesia Terancam Resesi Ekonomi Global, Pengamat: Terdampak Negatif Tapi Tak Berpengaruh

Menurutnya, hal tersebut akan memberikan imbas positif bagi berbagai inovasi dan solusi bagi masyarakat menyongsong era digital lebih lanjut ke depan.

Sementara terkait dengan potensi resesi yang menjelang, John menilai kondisi Indonesia dan kawasan Asean masih memiliki kekuatan guna meredam dampak terburuknya.

Sewaktu perdagangan internasioal lesu akibat kontraksi perekonomian yang terjadi di negara-negara besar, Indonesia dan negara kawasan Asean masih bisa mengandalkan pasar domestik maupun regional.

“Persoalan utama memang masih menghantui, seperti terganggunya rantai pasok global, berimbas kepada aliran bahan baku maupun sektor energi. Namun dari perkiraan berbagai lembaga global, Indonesia dan kawasan Asean masih jauh lebih baik,” ujarnya yang dikutip dari Kontan, Senin (7/11/2022).

Di sisi lain, dia meyakini Asean ke depan akan jauh lebih berkembang. Saat ini saja, jelas John, Asean merupakan kawasan ekonomi terpadat ketiga di dunia, dengan tingkat pertumbuhan nomor tiga setelah China dan India.

Sejalan dengan itu, berdasarkan riset IMF bersama Standard Chartered pada 2030, Indonesia akan menjadi negara peringkat empat PDB terbesar di dunia yang mencapai US$10,1 triliun. Indonesia membuntuti posisi China, India, dan Amerika Serikat.

Proyeksi tersebut, ungkap John, sangat mungkin terealisasi mengingat jumlah populasi produktif yang cukup besar. Pada 2030 saja, populasi usia kerja di Asean bakal meningkat 40 juta orang dari saat ini, di saat negara lainnya mengalami penyusutan.

“Dan Asean, Indonesia mengambil porsi sekitar setengahnya,” kata John.

Faktor yang sama akan membuat penetrasi digital di Indonesia akan semakin masif ke depan.

Mengacu riset Google dan Bain, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia mengalami lonjakan tajam sejak dua tahun lalu, bahkan pada 2030 ekonomi digital di Indonesia diprediksi akan mencapai nilai sebesar US$ 330 miliar, meningkat lima kali lipat dari 2021 yang sebesar US$ 70 miliar.

John menilai prediksi itu tidak mengejutkan. Sebab, katanya, diukur dari sudut valuasi perusahaan teknologi digital saja terjadi peningkatan 1.000 kali lipat dalam 8 tahun terakhir.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved