Jumat, 3 Oktober 2025

Mimpi Erick Thohir: BUMN Bisa Masuk Perusahaan Top Global

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pihaknya terus melakukan konsolidasi terhadap usaha dan anak perusahaan di BUMN.

Penulis: Naufal Lanten
Editor: Dodi Esvandi
Tribunnews/JEPRIMA
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) didampingi Dirut Bank Mandiri Darmawan Junaidi meninjau salah satu stan pada Garuda Indonesia Travel Fair di Banten, Jumat (28/10/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus didorong maju hingga mampu bersaing di kancah dunia.

Satu dari sejumlah langkah yang dilakukan pemerintah ialah dengan efisiensi hingga konsolidasi yang dilakukan Kementerian BUMN.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pihaknya terus melakukan konsolidasi terhadap usaha dan anak perusahaan di BUMN.

Itu tercermin dari jumlah BUMN yang semula berjumlah lebih dari 100, kini berada di angka 40-an.

“Konsolidasi BUMN sekarang dari 108 ke 41, dari 41 Lalu akan menjadi 30. Supaya apa? Kita menjadi global company,” kata Erick Thohir melalui akun instagram @erickthohir, dikutip Minggu (6/11/2022).

Baca juga: Erick Thohir Usul Bentuk OPEC’ Khusus Nikel, Optimalisasi Potensi Industri Baterai Mobil Listrik

Mantan Presiden Inter Milan itu lantas menyebutkan bahwa ada hampir 50 perusahaan China yang masuk dalam kategori Fortune Global 500.

Sementara itu, kata dia, baru lima perusahaan BUMN yang masuk ke dalam kategori tersebut.

Masih belum banyaknya BUMN yang masuk ke daftar perusahaan global menjadi tantangan bagi pemerintah.

“Nah itu aimnya kita. Bisa ngga jadi 20 BUMN yang masuk global 500,” ujar Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah periode 2021-2024 ini.

Pendiri Mahaka Group ini menilai kondisi BUMN saat ini sudah jauh lebih baik.

Saat ini, lanjut Erick, dari s41 BUMN di Indonesia, sebanyak 20 di antaranya selalu menyetor deviden.

Baca juga: Erick Thohir Dinilai Punya Komitmen Penuh Wujudkan Ekonomi Kerakyatan

Dengan semakin efisiennya perusahaan BUMN, dia berharap BUMN dapat semakin kompetitif sehingga mampu bersaing dengan perusahaan global.

“Ngapain kita punya 100 tapi semua pesakitan. Mendingan sekarang punya 41 yang deviden 20. Dulu 108 yang deviden 11,” kata Anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) ini.

“Kalau kita punya 30 yang deviden 25, itu kan berarti kita bisa benchmarking dengan pemain global,” ujarnya menambahkan.

Dalam beberapa tahun terakhir ada banyak BUMN yang dilikuidasi, seiring dengan upaya restrukturisasi untuk meningkatkan produktivitas, daya saing, dan efisiensi.

Alhasil, jumlah BUMN terus menyusut tiap tahun seperti terlihat pada grafik, hingga sisanya menjadi 41 perusahaan per Maret 2022.

Jika diakumulasikan, sejak 2016 sampai Maret 2022 jumlah BUMN sudah berkurang sebanyak 77 perusahaan.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved