Senin, 29 September 2025

Hasil Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya SJ-182, Ini Temuan KNKT

Pesawat berjenis Boeing 737-500 rute Jakarta-Pontianak tersebut diketahui mengalami kecelakaan pada 9 Januari 2021.

Istimewa/ Dok. Basarnas
Turbin Pesawat Sriwijaya SJ-182 Ditemukan dengan Bantuan Sonar Tiga Dimensi. Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Nurcahyo Utomo mengatakan, terjadi gangguan pada sistem mekanikal pada pesawat Sriwijaya SJ-182. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Nurcahyo Utomo mengatakan, terjadi gangguan pada sistem mekanikal pada pesawat Sriwijaya SJ-182.

Hal tersebut dikatakan Nurcahyo dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (3/11/2022).

Pesawat berjenis Boeing 737-500 rute Jakarta-Pontianak tersebut diketahui mengalami kecelakaan pada 9 Januari 2021.

Baca juga: Keluarga Korban Kecelakan Pesawat Sriwijaya SJ 182 Tuntut Boeing di Amerika Serikat

"Hasil flight data recorder (FDR) yang sudah kita unduh, pada saat climbing terjadi perubahan mode auto pilot dari yang semulanya menggunakan manajemen komputer berpindah menggunakan mode control panel," kata Nurcahyo.

Nurcahyo mengatakan, dalam kondisi normal, auto-throttle dapat menggerakkan kedua thrust lever kanan dan kiri untuk mundur dan mengurangi tenaga mesin.

Namun saat penerbangan, auto-throttle pada pesawat tidak bisa menggerakkan thrust lever di sebelah kanan.

KNKT telah memeriksa 7 komponen terkait auto throttle tersebut sehingga diyakini terjadi gangguan sistem mekanikal pada thrust lever di sebelah kanan, bukan pada sistem komputer.

Baca juga: Berhasil Diunduh, 2 Jam Rekaman Percakapan Kecelakaan Sriwijaya SJ 182

"Karena padatnya lalu lintas hari itu dan ada pesawat dengan tujuan penerbangan yang sama ke Pontianak, pesawat SJ ini diminta oleh air traffic controller untuk berhenti di ketinggian 11.000 kaki," ujarnya.

Nurcahyo mengatakan pada ketinggian pesawat 11.000 kaki, tenaga mesin semakin berkurang karena thrust lever di sebelah kanan tidak bergerak. Perbedaan thrust lever kanan dan kiri ini disebut asimetri.

Ia mengatakan, untuk mencegah asimetri tersebut, sistem CTSM harus memutuskan auto throttle.

Namun, terjadi keterlambatan yang diyakini akibat informasi dari flight spoiler memberikan nilai rendah sehingga komputer memberikan sensor yang berbeda.

"Pesawat yang tadinya sedang berbelok ke kanan, karena perubahan posisi thrust lever sebelah kiri yang makin berkurang menghasilkan tenaga mesin, akhirnya pesawat menjadi datar, tidak bergerak, tidak berbelok, akhirnya berpindah berbelok ke kiri yang tadinya berbelok ke kanan," tuturnya.

Lebih lanjut, Nurcahyo juga mengatakan, selama penerbangan terdapat perubahan posisi thrust lever, penunjukan indikator mesin, dan perubahan sikap pesawat yang tidak disadari pilot.

Baca juga: 2 Jam Rekaman Percakapan Kecelakaan Sriwijaya SJ 182 Berhasil Diunduh

Selain itu, ia mengatakan suara kapten tidak terekam diduga karena tak menggunakan headset sehingga analisis tak bisa dilakukan.

"Kemudian ada mikrofon yang kami harapkan bisa merekam apapun suara yang ada di kokpit tapi tertutup suara bising. Jadi kami tidak bisa menganalisa bagaimana kerja sama kokpit, apa saja perintahnya dari kapten ke kopilot," ucap dia.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan