Jumat, 3 Oktober 2025

BBM Bersubsidi

Pengamat: Penyesuaian Harga BBM Penting untuk Jaga Kesejahteraan Publik

Azyumardi Azra menyampaikan, penyesuaian harga BBM yang bakal ditempuh pemerintah memang tidak dapat dihindari. 

WARTA KOTA/YULIANTO
Warga antre mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite di sebuah SPBU di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (31/8/2022). Penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubisidi jenis Pertalite dan biosolar dinilai penting untuk mengatasi subsidi yang membebani keuangan negara, akibat fluktuasi harga minyak dunia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubisidi jenis Pertalite dan biosolar dinilai penting untuk mengatasi subsidi yang membebani keuangan negara, akibat fluktuasi harga minyak dunia.

Pemerintah menyiapkan anggaran subsidi dan kompensasi BBM dan listrik hingga Rp 502 Triliun dan diperkirakan merangkak naik mencapai Rp 698 Triliun sebagai imbas melonjaknya harga enerji dan juga pangan, yang dipicu perang Rusua - Ukraina.

Direktur Eksekutif Moya Institute Heri Sucipto mengatakan, langkah penyesuaian harga BBM bersubsidi memang tidak terelakkan.

Baca juga: Pemerintah Mulai Bagikan BLT Pengalihan Subsidi BBM, Harga Pertalite Bakal Segera Naik?

"Namun penting dicari formula yang tepat agar kehidupan sosial-ekonomi masyarakat tidak terlaku terdampak," ujar Heri dalam webinar Moya Institute, Rabu (31/8/2022) dengan topik APBN Tertekan: Subsidi BBM Solusi atau Solusi?

Pengamat sosial UIN Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra menyampaikan, penyesuaian harga BBM yang bakal ditempuh pemerintah memang tidak dapat dihindari. 

Hal ini untuk menghindari dampak negatif lebih besar yaitu krisis dan bangkrutnya APBN, seperti dalam kasus Pemerintah AS, yang berkali-kali "lockdown" akibat likuiditas keuangan yang terganggu.

Azyumardi menuturkan, keinginan pemerintah menyesuaikan harga BBM boleh saja diterapkan, namun jika bisa dilakukan secara bertahap agar masyarakat tidak terkejut dan panik. 

Kemudian pula kebijakan penyesuaian harga BBM ke depannya sebaiknya juga melibatkan banyak pihak, misalnya kelompok masyarakat sipil, karena ini adalah "urusan bersama".

"Saya usulkan kenaikannya jangan sekaligus agar tidak terasa. Kalau naiknya langsung banyak nanti masyarakat yang terkejut," ujar Azyumardi.

Sedangkan, pengamat ekonomi senior UGM Sri Adiningsih menuturkan bahwa APBN memang perlu dijaga supaya tidak mengalami defisit. Pasalnya, APBN berfungsi bukan hanya untuk subsidi BBM, tetapi untuk memitigasi dampak Pandemi Covud-19 dan untuk memulihkan perekonomian nasional.

Baca juga: BLT BBM Perdana Disalurkan Presiden Jokowi di Papua

Oleh sebab itu, Sri Adiningsih beranggapan, keinginan pemerintah untuk menyesuaikan harga BBM tentu saja didasarkan banyak pertimbangan.

"Untuk memacu kesejahteraan masyarakat (public spending), dan kesiapan dukungan anggaran bagi penyelesaian masalah lainnya," terangnya.

Selanjutnya, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Marsudi Syuhud mengemukakan, penyesuaian harga BBM memiliki dua aspek yakni untuk kebaikan publik atau masyarakat dan negara sendiri.

Sasaran dari penyesuaian harga BBM adalah kemaslahatan dan kebaikan bagi rakyat, terutama yang paling membutuhkan.  Sehingga BBM bersubsidi yang selama ini masih banyak digunakan konsumen yang tidak berhak dapat dihindari.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved