Minggu, 5 Oktober 2025

Dolar Menguat ke Rekor Baru, Terkerek Naiknya Suku Bunga The Fed

Dolar AS menguat sebanyak 0,5 persen hingga nilainya terangkat di level 109,44 di perdagangan Asia karena naiknya suku bunga The Fed.

freepik
Kenaikan suku bunga oleh The Fed menyebabkan dolar AS menguat 0,5 persen hingga nilainya terangkat di level 109,44 di perdagangan Asia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Isyarat kenaikan suku bunga yang disampaikan ketua The Fed Jerome Powell, telah mendorong nilai mata uang dolar AS melonjak ke level tertinggi pada perdagangan Asia, Senin (29/8/2022).

Dolar AS menguat sebanyak 0,5 persen hingga nilainya terangkat di level 109,44 di perdagangan Asia. Penguatan greenback ini membuat dolar AS menjadi mata uang dengan nilai tertinggi sejak 21 Juli.

Sayangnya aksi bull dolar mendorong tekanan pada pasar global dan membuat mata uang dari negara – negara berkembang jatuh ke posisi terendah, seperti yuan China yang lepas dan jatuh ke level 6,9321 per dolar.

Angka ini bahkan jadi yang terendah yang pernah dicapai yuan sejak dua tahun terakhir.

Menyusul keruntuhan yuan, kenaikan dolar telah membuat Yen Jepang tertekan hingga mata uang ini terkoreksi tajam dan terjun sebanyak 0,76 persen terhadap dolar AS. Dilanjutkan oleh baht Thailand yang terdepresiasi sebanyak 0,64 persen terhadap greenback.

Poundsterling juga ikut terperosok dan anjlok 2-1/2 tahun di kisaran 1,1656 pada awal perdagangan Senin tadi, setelah sebelumnya Sterling berada di posisi 1,1658 terhadap dolar.

Kondisi serupa juga dialami oleh mata uang Eropa yaitu euro, dimana pada awal perdagangan euro ambles sebanyak 0,49 persen menjadi 0,9916 terhadap dolar AS.

Sementara dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif akan kebijakan hawkish juga kompak mencatatkan bearish, dengan Aussie yang anjlok di kisaran 0,7 persen menjadi 0,6842 terhadap greenback sedangkan kiwi Selandia Baru mencapai level terendah dengan turun sebanyak 0,6103 dolar AS.

Baca juga: Senin Pagi Rupiah Menguat Tipis Terhadap Dolar AS, di Level Rp14.816

Keperkasaan dolar dalam perdagangan di pasar spot  terjadi usai  Powell melontarkan komentar agresif pada Jumat  (26/8/2022) di Jackson Hole.

Dalam pertemuan tahunan tersebut Powell menegaskan bahwa pihaknya dan The Fed akan terus menaikkan suku bunga ke level tertinggi sampai inflasi turun menyentuh angka 2 persen

Powell juga mengindikasikan risiko resesi yang akan dihadapi AS akibat sikap hawkish The Fed.

Baca juga: Senator AS Khawatir Kenaikan Suku Bunga The Fed Picu Peningkatan Pengangguran

Kondisi ini lantas membuat investor panik hingga mereka nekat menjual aset investasinya dan beralih pada aset safe haven seperti dolar. Alasan tersebut yang membuat nilai dolar AS meningkat di tengah ancaman resesi.

"Powell menjelaskan bahwa tidak ada poros dovish seperti yang diperkirakan beberapa pelaku pasar,dengan begini indeks dolar AS akan melacak lebih tinggi lagi menuju 110 poin,” jelas Carol Kong, rekan senior untuk strategi mata uang dan ekonomi internasional di Commonwealth Bank of Australia.

Meski The Fed belum menyebut berapa banyak suku bunga yang akan dikerek pada pertemuan di September mendatang, namun mengutip dari Reuters pengetatan moneter ini akan membuat suku bunga naik sekitar 75 basis poin.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved