Kamis, 2 Oktober 2025

Ekonomi Singapura Mengalami Perlambatan, Pemerintah Setempat Pangkas PDB Hingga 4,4 Persen

Singapura sebelumnya perkirakan pertumbuhan PDB akan mencapai 4,8 persen. Namun imbas invasi di Ukraina telah membuat perekonomian Singapura kontraksi

KOMPAS IMAGES
Kawasan Merlion Park di Singapura. Lambatnya laju perekonomian di Singapura selama kuartal kedua tahun 2022, memaksa pemerintah setempat untuk memangkas angka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 4,4 persen secara year on year (yoy). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Lambatnya laju perekonomian di Singapura selama kuartal kedua tahun 2022, memaksa pemerintah setempat untuk memangkas angka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 4,4 persen secara year on year (yoy).

Jumlah tersebut melesat jauh dari perkiraan awal pemerintah, dimana Singapura sebelumnya memperkirakan pertumbuhan PDB akan mencapai 4,8 persen. Namun, adanya gejolak panas pada pasar global, imbas invasi Rusia ke Ukraina telah membuat perekonomian Singapura berkontraksi.

"Risiko penurunan dalam ekonomi global tetap signifikan. Konflik Rusia-Ukraina dapat memperburuk gangguan pasokan global dan memperburuk tekanan inflasi melalui harga pangan dan energi yang lebih tinggi," kata Gabriel Lim, sekretaris Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) Singapura.

Baca juga: Pemerintah Singapura Bantah Bos PT Duta Palma Group Surya Darmadi Berada di Negaranya

Tak hanya invasi, perlambatan manufaktur elektronik dari China juga menjadi faktor pendorong lambatnya prospek ekonomi Singapura selama kuartal kedua. Reuters mencatat laju ekonomi Singapura menyusut sebanyak 0,2 persen sementara angka pertumbuhan hanya melesat di angka 0,8 persen. 

Penurunan juga terjadi pada dolar Singapura, di pasar Asia mata uang negara Lion City ini ambles 0,1 persen. Dengan penurunan tersebut, kini perkiraan pertumbuhan ekonomi tahunan Singapura diperketat menjadi 3 persen  hingga 4 persen, lebih rendah dari proyeksi awal yang saat itu dipatok di angka 3 persen hingga 5 persen.

Meski saat ini Singapura tengah mengalami perlambatan ekonomi, namun Kepala Ekonom OCBC Bank Selena Ling mengatakan bahwa kondisi tersebut akan segera pulih, optimisme ini didukung dengan adanya penguatan pada sektor penerbangan dan pariwisata di Singapura.

Baca juga: Dee Kosh, Youtuber Asal Singapura Dijatuhi Hukuman Penjara Atas Kasus Pelecehan Seksual

Mengantisipasi terjadinya pembengkakan inflasi yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi negara, bank sentral Singapura rencananya akan kembali memperketat kebijakan moneternya dengan mengerek naik suku bunga acuan pada pertemuan di bulan Oktober mendatang.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved