Dekan FEB UI Nilai Enam Bulan Waktu Krusial Pemerintah Mitigasi Inflasi
Teguh mengusulkan agar pemerintah membangun narasi untuk subsidi diarahkan untuk support dunia usaha lebih green, digital dan inklusi.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Teguh Dananto mempertanyakan seberapa kuat pemerintah dapat menjaga inflasi.
“Mau tidak mau pemerintah harus ancang-ancang bagaimana kita harus bisa berkata enough terkait menjaga inflasi. Apakah subsidi energi masih akan dijaga seperti itu terus, karena ini tidak produktif. Kalau subsidi pangan masih ok karena orang. Sampai kapan kuat?” ucap Teguh di Jakarta, Kamis (4/8/2022).
Menurutnya, upaya pemerintah untuk menjaga inflasi tidak akan sustain sampai tahun depan.
Baca juga: Perekonomian Inggris Makin Ambles, Inflasi Diprediksi Tembus 15 Persen di Awal 2023
Maka enam bulan terakhir ini sangat krusial bagi pemerintah untuk mitigasi.
“Tahun depan kita tidak ada ruang, harga komoditas turun, windfall profit hilang, sehingga ini momentum enam bulan ini momentum punya uang dan bagaimana kita menyiapkan masa depan. Perlu itu tadi sampai kapan dan Pemerintah harus mitigasi, saya yakin tidak akan kuat. Terus menerus, namun gimana melakukan itu dengan sebaik baiknya,“ jelas Teguh.
Teguh mengusulkan agar pemerintah membangun narasi untuk subsidi diarahkan untuk support dunia usaha lebih green, digital dan inklusi.
“Pelan-pelan harus ada softlanding dari fiskal dan monetary otoritas. Bagaimana mereka pelan pelan melakukan adjustment inflation, Apakah menaikkan suku bunga atau atau mengatakan enough untuk subsidi energi,” pungkasnya.
Pemerintah Indonesia masih bisa bertahan karena ada ‘bantalan’ dari windfall komoditas juga ekspor.
Namun tahun depan keadaannya akan lebih sulit sehingga pemerintah harus memangkas sejumlah sektor, termasuk subsidi.
Baca juga: Inflasi Sektor Ritel India Turun ke Level Terendah di Juli 2022
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan mulai menyiapkan kebijakan subsidi yang lebih tepat sasaran mengantisipasi inflasi.
Airlangga menilai beberapa jenis subsidi perlu dikaji ulang di antaranya subsidi BBM, Gas Melon dan Pupuk.
“Kita lihat pemerintah pada dasarnya menjaga inflasi dan betul subsidi dibuatkan program untuk tepat sasaran dan ada program yang sedang disiapkan, dan tentu akan kita umumkan saat waktunya,“ katanya.
Menko Airlangga menuturkan tahun ini anggaran subsidi BBM saja sudah membengkak sampai Rp502 Triliun.
Baca juga: Masuk Zona Merah, Inflasi Turki Melonjak Jadi 79,6 Persen
“Tahun depan akan kita kurangi dengan subsidi langsung. Masih persiapan ya, belum penuh, mesti ada transisi. Subsidi yang bisa diperbaiki dengan subsisi langsung ada banyak,bbm, melon, bbm, pupuk, tetapi sekarang belum bisa,” kata Airlangga.