Senin, 6 Oktober 2025

Pasokan Ayam di Malaysia Tengah Surplus, Peternak Negeri Jiran Siap Dukung Pemulihan Pasar

Namun, hal ini telah diatasi dengan langkah-langkah kebijakan, antara lain peningkatan impor dan penghentian ekspor.

Tribunnews/Jeprima
Ilustrasi pekerja memilih ayam potong yang akan dijual. Menteri Pertanian dan Industri Pangan Malaysia, Ronald Kiandee mengatakan kepada parlemen bahwa Malaysia saat ini dalam situasi kelebihan pasokan ayam dan dapat mengekspor ayam ke negara lain. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR – Menteri Pertanian dan Industri Pangan Malaysia, Ronald Kiandee mengatakan kepada parlemen bahwa Malaysia saat ini dalam situasi kelebihan pasokan ayam dan dapat mengekspor ayam ke negara lain.

Sebelumnya, Malaysia telah dilanda krisis pasokan ayam dalam beberapa bulan terakhir.

Namun, hal ini telah diatasi dengan langkah-langkah kebijakan, antara lain peningkatan impor dan penghentian ekspor.

“Langkah-langkah tersebut mengakibatkan pasokan ayam saat ini berlebih sehingga harganya turun di bawah harga pagu yang ditetapkan pemerintah,” kata Kiandee.

Baca juga: Pasokan Mulai Surplus, Malaysia Kembali Ekspor Ayam

“Saat ini, kami mampu memproduksi 106 persen kebutuhan ayam. Ini berarti kami memiliki kapasitas untuk mengekspor ayam dari negara kami.” Imbuhnya.

Dalam wawancara dengan Channel News Asia pada hari Selasa (2/8), presiden Asosiasi Peternak Unggas Johor, Lim Ka Sheng mengatakan bahwa dia dan sesama peternak ayam di negara bagian selatan Malaysia belum menerima pemberitahuan bahwa ekspor akan segera dilanjutkan.

“Kementerian Pertanian dan Industri Makanan belum memberi tahu kami kapan dan apakah ekspor akan dilanjutkan. Saya menduga keputusan untuk mencabut larangan ekspor sepenuhnya belum dibuat, dan perlu disetujui oleh Kabinet terlebih dahulu,” kata Lim yang dikutip oleh Channel News Asia, Rabu (3/8/2022).

“Tetapi jika kementerian memberi tahu kami bahwa larangan itu akan dicabut, kami akan bergerak cepat. Kami membutuhkan waktu sekitar 30 hingga 45 hari untuk mengembangbiakkan ayam baru,” tambahnya.

Sementara itu, Penasihat Federasi Asosiasi Peternak Malaysia (FLFAM) Jeffry Ng juga mengatakan bahwa peternak di bagian lain negara itu belum menerima konfirmasi kapan ekspor akan dilanjutkan.

"Saya menduga Kementerian Pertanian dan Industri Makanan akan mengeluarkan surat tertulis kepada peternak untuk menginformasikan rencana pencabutan larangan ekspor. Kami menantikan itu," kata jeffry Ng.

Peternakan Didukung Oleh Pemulihan Pasar

Kementerian Pertanian dan Industri Pangan Malaysia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa saat ini pasokan ayam di pasar telah stabil.

Lim Ka Sheng kemudian mendesak Kementerian Pertanian dan Industri Pangan Malaysia untuk mencabut larangan ekspor guna mendukung pemulihan pasar.

Baca juga: Indonesia Mulai Ekspor Ayam ke Singapura, Kloter Pertama Berisi 50 Ton Ayam Beku

Lim, yang menjalankan sebuah peternakan di dekat Kota Tinggi, menambahkan bahwa harga ayam sekarang ini cukup stabil. Dia mencatat bahwa ayam dijual di beberapa bagian Johor Bahru di bawah harga tertinggi yakni sekitar 9,40 ringgit Malaysia per kg.

“Pasar sudah kembali normal. Saya bahkan pernah melihat ayam dijual dengan harga 7,50 ringgit Malaysia per kg,” kata Lim, yang telah mengekspor ayam ke Singapura selama dekade terakhir.

Larangan Ekspor Ayam Malaysia

Pemerintah Malaysia sebelumnya telah melarang ekspor hingga 3,6 juta ayam mulai 1 Juni dalam upayanya untuk mengatasi masalah pasokan dan harga ayam di negara tersebut.

Larangan itu muncul setelah keluhan kekurangan pasokan dan kenaikan harga ayam, dengan beberapa pedagang menjual ayam mereka di atas harga pagu untuk menutupi biaya mereka.

Dalam mengatasi masalah kenaikan harga ayam, pemerintah telah menetapkan harga pagu baru sebesar 9,40 ringgit Malaysia per kg untuk ayam standar mulai 1 Juli.

Baca juga: Pengeluaran Membengkak, Malaysia Hentikan Subsidi untuk Ayam dan Minyak Goreng

Pelaku industri perunggasan Malaysia mendesak pemerintah mencabut larangan ekspor ayam, atau mereka akan kalah di pasar Singapura.

Menanggapi larangan ekspor Malaysia, Singapura lalu mengumumkan akan membeli ayam dari tempat lain termasuk Indonesia dan Thailand.

Singapura mengimpor sekitar 34 persen pasokan ayam dari Malaysia. Hampir semua ayam dibawa hidup dan kemudian disembelih dan didinginkan secara lokal.

Malaysia kemudian mencabut sebagian larangan tersebut dan mengizinkan importir unggas di Singapura untuk kembali membawa ayam hidup dan ayam hitam mulai 14 Juni.

Di sisi lain, Lim yakin bahwa Malaysia akan menjadi importir utama bagi Singapura ketika larangan tersebut dicabut.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved