Kamis, 2 Oktober 2025

The Fed Naikkan Suku Bunga 75 Basis Poin, Berikut Dampak Bagi Pasar Modal hingga Nilai Tukar Rupiah

Kenaikan suku bunga Fed 75 basis poin berdampak negatif di pasar keuangan baik pasar modal maupun pasar surat utang

WSJ
Ketua The Fed Jerome Powell. The Fed kembali menaikkan suku bunga pada Rabu (27/7/2022) sebesar 0,75 persen atau 75 basis poin. 

Namun dari domestik, Reny tetap memperkirakan rupiah dapat menguat kembali ke kisaran Rp 14.700-Rp 14.800 per dolar AS pada akhir tahun.

"Dengan asumsi kenaikan suku bunga The Fed sudah priced in, pertumbuhan ekonomi berlanjut, dan capital flow kembali masuk ke pasar domestik," tutur Reny seperti dikutip dari Kontan.

Lebih lanjut, pergerakan rupiah juga dipengaruhi oleh kembali meningkatnya kasus Covid-19 di dalam negeri. Kasus yang kembali meningkat dapat menahan kembali aktivitas bisnis.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo juga memprediksi, kebijakan suku bunga The Fed yang naik 75 bps akan memberi dampak negatif pada kurs rupiah.

Meskipun begitu dampaknya akan terjadi dalam jangka pendek, saja.

Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Merosot 0,33 Persen di Kuartal I 2022

"Pasalnya, upaya kenaikan suku bunga dari Fed dinilai sudah kurang agresif karena beberapa dampak dari penurunan aktivitas manufaktur," ucap Sutopo.

Saat ini, posisi rupiah masih diperdagangkan pada kisaran Rp 15.000 per dolar AS. Secara teknis, menurut Sutopo, pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih dimungkinkan untuk menguji Rp 15.100 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 0,84 % ke Rp 15.041 per dolar AS pada perdagangan Rabu (27/7). Pelemahan rupiah sempat menyentuh level terendah di Rp 15.049 dan tertinggi di 14.916 per dolar AS.

Investor Optimis

The Fed menaikkan tingkat suku bunganya sebanyak 75 basis poin (bps).

Kenaikan tersebut untuk bulan kedua berturut-turut setelah sebelumnya pada Juni lalu menaikkan tingkat suku bunganya.

Baca juga: Dolar Kembali Catatkan Penurunan, di Tengah Kekhawatiran Pengetatan Kebijakan The Fed

"Sejauh ini pelaku pasar dan investor mampu menerima situasi dan kondisi tersebut, sehingga pasar pun juga optimis bahwa kenaikkan tingkat suku bunga akan mulai melambat. Meskipun tingkat suku bunga naik, tapi ada potensi bahwa pasar akan kembali bergairah hari ini," ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam risetnya, Kamis (28/7/2022).

Sebab, Gubernur The Fed Jerome Powell membuat pernyataan yang menenangkan kemarin dengan menolak bahwa perekonomian Amerika akan menuju resesi.

Seperti diketahui, kenaikan suku bunga ini ditengah situasi dan kondisi yang kian semakin memanas akibat tingginya inflasi di Amerika dalam kurun waktu 40 tahun terakhir.

"Pada akhirnya The Fed harus kembali menaikkan tingkat suku bunganya. Meskipun di atas kertas ada kemungkinan The Fed untuk menaikkan hingga 100 bps, tampaknya The Fed tetap akan berhati hati untuk menjaga volatilitas yang terjadi di pasar," kata Nico.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved