Minggu, 5 Oktober 2025

Ditinggal Pelanggan, Saham Rontok 70 Persen hingga PHK, Tahun yang Menakutkan untuk Netflix

tahun ini menjadi tahun yang menakutkan bagi Netflix. Pada bulan April, layanan streaming ini melaporkan mereka telah kehilangan pelanggan

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
netflix.com
tahun ini menjadi tahun yang menakutkan bagi Netflix. Pada bulan April, layanan streaming ini melaporkan mereka telah kehilangan pelanggan pada kuartal pertama tahun 2022 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Perusahaan layanan streaming Netflix akan melaporkan pendapatan kuartal keduanya tahun 2022 hari ini, Selasa (19/7/2022).

Laporan pendapatan raksasa streaming ini akan menjadi salah satu momen paling penting bagi perusahaan yang sudah berdiri selama 25 tahun ini.

Dilansir dari CNN, tahun ini menjadi tahun yang menakutkan bagi Netflix. Pada bulan April, layanan streaming ini melaporkan mereka telah kehilangan pelanggan pada kuartal pertama tahun 2022. Kemalangan Netflix berlanjut saat sahamnya turun sekitar 70 persen sepanjang tahun ini, dan perusahaan mengumumkan pemberhentian ratusan karyawannya.

Baca juga: Alasan WhatsApp, Google, Instagram, dan Netflix Wajib Daftar PSE

Bakal Ditinggal Pelanggan

Prospek yang lemah di kuartal kedua tahun ini berhasil mengejutkan investor, saat Netlix memperkirakan akan kehilangan 2 juta pelanggan pada kuartal kedua tahun 2022. Oleh karena itu, laporan pendapatan Netflix yang akan dirilis hari ini, menjadi penentu bagi masa depan perusahaan serta seluruh sektor layanan streaming.

"Akan ada neraka yang harus dibayar jika mereka melaporkan jumlah yang jauh lebih tinggi daripada kerugian 2 juta yang dilemparkan," kata wakil presiden senior penelitian di Magid, Andrew Hare.

Mulai Lirik Iklan

Netflix menggantungkan harapannya pada iklan, yang diharapkan dapat menjadi penyelamat potensialnya. Perusahaan ini mengumumkan akan bermitra dengan Microsoft dalam rencana berlangganan baru yang didukung iklan dengan harga yang lebih murah.

Meskipun CEO Netflix Reed Hastings sempat menunjukkan ketidaksepakatannya dengan ide tersebut selama bertahun-tahun, namun iklan saat ini menjadi bagian utama dari rencana Netflix untuk meningkatkan pendapatannya di masa mendatang.

Perusahaan yang sudah berdiri sejak 1997 ini juga akan berfokus pada pembatasan kata sandi atau password pelanggannya, dan fokus pada pembuatan konten yang menarik untuk membantu perusahaan meningkatkan pendapatan.

Baca juga: Perjalanan Resident Evil, Game Bertema Zombie yang Diangkat jadi Film hingga Serial Netflix

"Begitu Netflix menjadi sangat diremehkan oleh pasar, semua taruhan dibatalkan," ujar Hare.

Namun Netflix masih menjadi pemimpin di sektor layanan streaming, dengan 221,6 juta pelanggan di seluruh dunia. Perusahaan ini juga dapat mengungkapkan faktor-faktor di luar kendali, seperti inflasi yang melonjak, sebagai alasan dalam laporannya nanti jika pendapatannya memang mengalami penurunan.

"Investor akan memberi mereka waktu untuk memperbaiki kapal, tetapi mereka perlu mendengar rencana yang lebih solid tentang jalan menuju pertumbuhan segera. Ini semua tentang mengomunikasikan bagaimana mereka mengembangkan bisnis untuk memastikan mereka terus menang dalam streaming. Tidak ada yang mau bisnis kehilangan jutaan pelanggan setiap kuartal." ungkap Hare.

Saham Netflix di Wall Street Anjlok 70 Persen

Platform streaming Netflix mengumumkan penurunan saham hingga 70 persen dalam perdagangan di bursa AS.

Anjloknya saham Netflix di sepanjang tahun 2022 menjadi pukulan keras bagi perusahaan yang pernah menjadi unggulan di pasar Wall Street. Imbas dari penurunan saham ini setidaknya kerugian yang ditanggung Netflix mencapai miliaran dolar AS.

Mengutip dari CNN International Business, runtuhnya saham Netflix terjadi usai perusahaan streaming ini mengalami penurunan pelanggan secara terus-menerus sejak kuartal pertama 2022.

Tak hanya itu, amblesnya pergerakan saham Netflix juga dikarenakan adanya gejolak ekonomi seperti melonjaknya angka inflasi serta memanasnya konflik Rusia dan Ukraina. Inilah yang membuat para investor mulai berpaling meninggalkan raksasa streaming tersebut.

Penurunan ini diprediksi terus bertambah mencapai lebih dari dua juta pelanggan hingga musim semi mendatang.

Berbagai cara telah dilakukan Netflix untuk kembali menguasai pasar saham Wall Street, salah satunya dengan fokus menghadirkan berbagai konten hiburan yang menarik, serta memperbaharui sistem dan layanan dengan melakukan pembatasan kata sandi pada akun pengguna,.

Sayangnya cara tersebut belum cukup mampu mengembalikan kondisi pasar Netflix.

Menurut analis Andrew Hare, pasar layanan streaming Netflix saat ini tengah berada di fase jenuh. Situasi inilah yang membuat investor ragu akan pertumbuhan ekonomi Netflix di masa depan.

"Begitu Netflix menjadi sangat diremehkan oleh pasar, semua taruhan dibatalkan," kata Hare.

Kendati telah mengalami keruntuhan, namun layanan Netflix saat ini masih memimpin di antara layanan streaming lainnya, dengan memegang 221,6 juta pelanggan dari berbagai dunia.

Rencananya untuk menambah pendapatan di kuartal selanjutnya Netflix akan menjalin kolaborasi dengan perusahaan teknologi Microsoft, untuk mendukung layanan streaming yang disertai iklan.

Dengan cara ini Netflix berupa untuk mengembalikan pendapatan perusahaan di tengah ancaman inflasi.

“Ini adalah hari besar untuk Netflix dan Microsoft. Kami antusias untuk menawarkan nilai premium kepada ekosistem pemasar dan rekan kami, di samping membantu Netflix memberi pilihan lebih banyak kepada pelanggan mereka," tutup Microsoft melalui akun resminya.

Stars Wars dan Harry Potter versi Netflix

Tim Netflix merencanakan cara untuk menghasilkan lebih banyak acara dan film yang lebih besar. Strategi waralaba ini dimaksudkan untuk melangkapi upaya Netflix dalam membangun perpustakaan program orisinal yang lebih luas.

"Kami ingin memiliki 'Star Wars' versi kami atau 'Harry Potter' versi kami, dan kami bekerja sangat keras untuk membangunnya. Tapi itu tidak dibangun dalam semalam," ujar wakil presiden Netflix, Matthew Thunell, yang dikutip dari Reuters.

Rencana ini datang saat Netflix menghadapi kritis, setelah dua putaran PHK di tengah hilangnya pelanggannya. Beberapa mitra Netflix saat ini, yang tidak ingin disebutkan identitasnya, mengatakan mereka frustasi dengan layanan streaming ini karena kurangnya kolaborasi antara kelompok film dan televisi. Hal inilah yang menurut mereka menjadi penghalang kesuksesan sekuel, spin off atau adaptasi film dari seriel terkenal.

Serial dan film unggulan Netflix

Thunell mengatakan serial Stranger Things, yang kini memasuki musim keempat, adalah seri fiksi ilmiah yang telah menginspirasi merchandise dari pizza beku Surfer Boy di Walmart hingga mainan Magic 8 Ball dari Hasbro, sehingga menjadi bukti kepopuleran serial ini. Selain itu, spin-off Stranger Things dan sandiwara panggung juga sedang dalam pengerjaan.

Serial Spanyol "La Casa de Papel" atau "Money Heist" telah dibuat ulang dalam bahasa Korea, dan memiliki spin-off yang sedang dalam tahap pengerjaan. Prekuel serial roman sejarah Bridgerton juga sedang dalam pengerjaan. Bridgerton musim ketiga dilaporkan akan berfokus pada kisah cinta anak ketiga keluarga Bridgerton, Collin, dengan sahabat adiknya Eloise, Penelope Featherington.

Selain itu, Netflix juga akan meluncurkan acara kompetisi realitas yang terinspirasi dari serial Squid Game. Serial fantasi The Witcher juga akan menelurkan versi film animasi dan prekuelnya sedang dalam tahap pengerjaan.

Netflix juga mengungkapkan akan mengerjakan tiga proyek yang ceritanya diangkat dari buku populer, sehingga diharapkan dapat memancing minat pelanggan.

The Three-Body Problem, sebuah adaptasi dari buku pertama dalam trilogi fiksi ilmiah Tiongkok, sedang diproduksi oleh Co-creator serial Game of Thrones, David Benioff dan DB Weiss sebagai produser eksekutif.

One Piece, yang diangkat dari manga populer Jepang dan terkenal memiliki basis penggemar yang kuat, sedang dalam tahap syuting. Sementara adaptasi live-action dari serial animasi "Avatar:The Last Airbender" baru saja menyelesaikan syuting.

Selain serial, Netflix juga mengandalkan produksi filmnya. Film thriller mata-mata The Grey Man, akan debut pada hari Jumat (23/7/2022) ini. Sutradara Russo Bersaudara, Anthony dan Joe, yang dipuji oleh produser film Scott Stuber sebagai pembangun waralaba di pemutaran perdana film di Los Angeles, mengatakan mereka akan menciptakan dunia yang kaya dengan pemikiran ekspansi.

"Kami secara khusus merancang dan memikirkan narasi ini dengan cara untuk membawanya ke depan dalam bentuk lain," kata co-director Anthony Russo dalam sebuah wawancara.

Netflix memperkuat upaya pembangunan waralaba melalui restrukturisasi Oktober 2020 di bawah kepala TV global baru Bela Bajaria, mantan eksekutif Universal Television yang mengembangkan komedi Netflix seperti "Unbreakable Kimmy Schmidt" dan "Master of None".

Ketika pertumbuhan pelanggan melambat pada musim gugur 2020, Bajaria berusaha mengadakan lebih banyak kesepakatan mahal dengan produser serial televisi, seperti Shonda Rhimes yang menciptakan serial TV populer seperti Grey's Anatomy dan Scandal.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved