Terus Dukung Perekonomian Rakyat Lewat UMKM Jadi Komitmen Asian Agri 2030
Asian Agri terus menunjukkan dukungannya untuk pertumbuhan inklusif terutama di desa-desa seputar operasional perusahaan, melalui pengembangan UMKM.
Awalnya, untuk menghasilkan 1 kg lidi sawit dengan cara manual membutuhkan waktu 4–5 jam. Hingga akhirnya, Trimo berhasil menciptakan mesin yang dinamakan dengan PRAUDI (peraut lidi).
“Berhubung usaha istri saya ini lidi dan waktu itu dikerjakan manual, untuk mendapatkan satu kilo gram lidi itu membutuhkan 4-5 jam. Usaha baru berjalan satu minggu, tangannya rusak karena kapalan dan luka,” kata Trimo.
Adapun mesin PRAUDI memiliki kapasitas olah pelepah daun menjadi lidi mencapai 4–5 kg per jam.
Tidak hanya bermanfaat bagi usaha piring anyaman Rini, mesin tersebut juga telah berhasil menyabet juara 1 di tingkat kabupaten dan Provinsi Riau.
Mesin PRAUDI tersebut juga telah dikomersilkan oleh Trimo dan tercatat telah terjual sebanyak 40 unit.
Sumbang Pendapatan Asli Daerah
Adapun, kreativitas para petani sawit itu turut didorong oleh pemerintah dan perusahaan yang bermitra.
Kabid Pendayagunaan SDA, Teknologi Tepat Guna, dan Usaha Ekonomi Masyarakat Kabupaten Pelalawan, Misrawati mengatakan, pihaknya terus memberikan pembinaan kepada masyarakat untuk memanfaatkan berbagai potensi di lingkungan sekitar.
“Kami berupaya membina masyarakat, terutama di bidang teknologi tepat guna, yaitu dengan memanfaatkan potensi yang ada seluas-luasnya untuk meningkatkan penghasilan mereka,” tutur Misrawati.
Harapannya, apabila inovasi masyarakat tersebut bernilai ekonomi tinggi, nantinya akan menjadi sumber pemasukan bagi daerah juga. Dengan demikian, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat disalurkan ke desa-desa untuk pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, Head of Partnerships Asian Agri, Rudy Rismanto , juga menyampaikan bahwa sebagai salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia, perusahaan memberikan dukungan berupa alih teknologi perkebunan, penyediaan bibit unggul Topaz produksi Asian Agri, dan capacity building untuk petani dan organisasinya.
“Hal itu untuk mendorong masyarakat dan petani untuk berusaha atau berbisnis sesuai dengan kondisi lingkungan masing-masing,” jelas Rudy.
Selain Rini, kisah sukses dalam mengembangkan UMKM juga datang dari Sri Murtini yaitu pelaku UMKM Makanan Ringan.
Berawal dari keinginan untuk berhemat saat hari raya Lebaran. Sri Murtini mencoba membuat makanan ringan untuk menyambut Lebaran, dirinya belajar dan mencari resep untuk kue kacang sembunyi, kue nastar, dan lain-lain dari google.

Pada 2019, para tetangga mulai memesan makanan ringan yang diproduksi oleh Sri. Walaupun banyak tetangga dan teman yang menyatakan bahwa kue buatan Sri rasanya sangat enak, namun Sri tidak berpuas diri, dirinya selalu belajar melalui telepon pintarnya untuk membuat inovasi baru di makanan ringan.