Sabtu, 4 Oktober 2025

Larangan Ekspor CPO

Dampak Larangan Ekspor CPO, Harga TBS Anjlok Hingga Petani Biarkan Sawit Membusuk di Pohon

Seorang petani di Kecamatan Babahrot, Surya mengaku pasca agen pengepul mogok menampung TBS, pihaknya lebih membiarkan sawitnya busuk di pohon

Ist via Serambinews.com
Tumpukan TBS sawit masyarakat Abdya di PMKS Mon Jambee, Kecamatan Babahrot, Aceh Barat Daya 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi secara resmi melarang ekspor minyak goreng dan bahan baku turunannya, termasuk crude palm oil (CPO), mulai Kamis 28 April 2022.

Kebijakan larangan ekspor CPO tersebut dimaksudkan untuk mengendalikan harga minyak goreng di pasar.

Namun, kebijakan pemerintah pusat yang menghentikan ekspor CPO mulai berimbas pada memburuknya perekonomian petani kelapa sawit, termasuk di Aceh.

Baca juga: Minta Larangan Ekspor CPO Ditinjau Kembali, Apkasindo Sebut Dampaknya Mengerikan

Kebijakan ini bukan hanya menyebabkan harga anjlok, tapi sangat memungkinkan petani tidak bisa menjual hasil panennya ke PKS.

“Bagaimana PKS mau menerima buah petani kalau dia sendiri kelebihan produksi, ini mimpi buruk bagi semua petani, jangan sampai terjadi,” Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh, Sofyan Abdullah, Sabtu (14/5/2022).

Dia berharap, pemerintah pusat memahami nasib dilematis yang dihadapi petani kelapa sawit saat ini.

Dilema ini terjadi, akibat petani enggan memanen TBS karena ongkos panen lebih tinggi dari harga jual.

"Sementara kalau tidak panen akan meemngaruhi kualitas buah, ini kan menjadi dilema," ujarnya.

Sejumlah tandan sawit dibawa massa aksi yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia saat berunjuk rasa di depan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (17/5/2022).
Sejumlah tandan sawit dibawa massa aksi yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia saat berunjuk rasa di depan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (17/5/2022). (Tribunnews.com/Naufal Lanten)

Sofyan mengingatkan masalah yang dihadapi petani kelapa sawit merupakan dampak kebijakan pemerintah pusat, sehingga persoalan in hanya bisa diatasi oleh kebijakan pejabat di pusat.

Namun, Ia sangat menyesalkan sikap Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang enggan membahas persoalan yang sedang dihadapi petani kelapa sawit di Aceh saat ditanyai awak media dalam kunjungannya ke Aceh Tamiang untuk meninjau kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak jenis sapi di kabupaten itu.

Syahrul dinilainya, tidak mencerminkan pejabat yang bisa merangkul seluruh elemen masyarakat.

Seharusnya kata Sofyan, Syahrul memanfaatkan kunjungannya ini untuk menuntaskan seluruh persoalan yang dibidangi kementeriannya.

“Istilahnya sekali jalan, kenapa sudah tiba di Aceh, kok dia tidak mau membantu masyarakat petani kita yang lagi mengalami masalah,” pungkas Sofyan.

Baca juga: Harga Anjlok, Buah Sawit di Musi Rawas Utara Sumsel Dibiarkan Membusuk

Petani Biarkan Sawit Membusuk

Setelah sempat menyentuh harga tertinggi, kini sejumlah petani kelapa sawit di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) memilih tidak memanen kelapa sawitnya dan bahkan ada yang membiarkan membusuk di pohon.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved