Influencer Ungkap Strategi Maksimalkan Medsos agar Hasilkan Cuan
Kemajuan teknologi digital termasuk media sosial di dalamnya, kini semakin dimaksimalkan untuk segala kebutuhan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemajuan teknologi digital termasuk media sosial di dalamnya, kini semakin dimaksimalkan untuk segala kebutuhan, tak hanya untuk berkomunikasi namun juga menjaga eksistensi, hingga menjalankan bisnis.
Terlebih lagi ketika pandemi menghantam, hampir semua aktivitas dilakukan menggunakan teknologi.
Dari situlah pada akhirnya kemudian media sosial menjadi pilihan yang sering digunakan oleh brand untuk meluaskan produknya.
Baca juga: Ada Cuan di Balik Konflik, Perusahaan China Diperintahkan Garap Pasar Rusia yang Ditinggalkan Barat
Hingga dari kebutuhan tersebut, pada akhirnya bermunculan para influencer, content creator, key opinion leader (KOL) yang berlomba-lomba dalam hal kreativitas dalam menyuguhkan content.
Berbicara tentang pertumbuhan media sosial di Indonesia, berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 191 juta orang pada Januari 2022. Jumlah itu telah meningkat 12,35 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 170 juta orang.
Sementara itu mengutip data dari AnyMind Research, beberapa negara di Asia Pasifik, seperti Indonesia, Jepang, Filipina, Taiwan, dan Thailand, mengalami pertumbuhan 66% selama 2021 dalam jumlah influencer makro (influencer dengan jumlah followers 100.000-1 juta).
Kebutuhan akan talent-talent media sosial yang telah menjadi industri tersebut, diprediksi masih akan masih berlangsung dalam beberapa tahun ke depan.
Baca juga: Forum Kehumasan Nasional Bakal Bahas Kode Etik hingga Aturan Penggunaan Influencer
Diego Christian, Influencer dan Founder KOL Management bernama Aru Palaka Management mengatakan, brand-brand saat ini banyak bekerjasama dengan influencer melalui media sosial karena market melihat karakter seseorang dari sosmed sehingga hal itu pula yang kemudian diseriusi oleh Diego.
“Awal aku bikin sosmed memang nggak kepikiran buat jadi cuan namun karena aku rajin bikin postingan tentang hal-hal yang aku suka, sekitar dua tahun baru dilirik brand dan bisa jadi cuan. Saat pertama-tama masih barter dengan produk. Mulai jadi cuan kalau nggak salah per story aku dibayar Rp 150 ribu, per feed Instagram Rp 300 ribu. Mulai dari situlah kemudian banyak berdatangan online shop dan brand. Sampai akhirnya datang sebuah brand skincare yang nilai kerjasamanya Rp 95 juta. Padahal aku bukan skincare influencer.
"Dari situ lalu menganalisa bahwa sekarang ini market lebih melihat ke karakter sehingga brand apapun bisa asalkan ngelink dengan karakter kita,” cerita Diego dalam seminar online yang diinisiasi oleh Kredit Pintar dalam tajuk Kelas Pintar Bersama, Menjadi Kaya Lewat Social Media akhir pekan lalu.
Dalam Kelas Pintar Bersama tersebut, Diego mengungkapkan bagaimana ia mulai menggarap serius socmed miliknya hingga membangun sendiri management talent miliknya.
Saat ini Arupalaka menaungi sekitar 55 orang influencer dan 6 exclusive talent yang nilai kerja sama dengan brand pun cukup fantastis.
“Waktu itu pernah per satu kali campaign dengan sebuah brand hijab nilainya di angka Rp 1,8 miliar,” ungkap Diego.
Deretan artis, influencer /selebgram yang tergabung dalam Aru Palaka antara lain Tyna Kanna, Ririn Ekawati, Nindy Ayunda, Dion Mulya, Dwi Handayani, dan lain-lain.
Lalu bagaimana cara kita dapat memaksimalkan media sosial kita sehingga bisa menghasilkan cuan seperti Diego?
“Menjadi diri sendiri saja, karena di dunia ini pribadi kita cuma ada satu. Cari the best version of your self. Share your interest. Banyak yang merasa terhibur ketika kita posting tentang liburan misalnya, seolah-olah membawa followers kita sedang liburan online bersama kita.
Kita posting semua yang mata kita suka dan biarkan orang melihat dari kacamata kita, cara kita melihat dunia dan bagaimana kita bercerita ke orang-orang. Tanpa kita sadari, kita menjadi role model buat mereka juga. Setelah itu nanti lambat laun brand-brand akan melirik kita,” kata Diego berbagi tips.
Willy Apriando, Head of Marketing Kredit Pintar, menanggapi positif hal itu.
“Ya, sesuatu yang genuine, yang tidak dibuat-buat, dan relate dengan cerita keseharian di kehidupan nyata, lebih disukai karena relevan. Dan Diego Bersama management talent miliknya disukai banyak orang karena hal-hal seperti itu,” katanya.
Sebagai milenial yang sukses membangun bisnis di industri kreatif tentu bukan perkara mudah bagi Diego untuk me-manage keuangan.
Untuk itu ia sangat mengapresiasi adanya platform teknologi keuangan seperti Kredit Pintar.
“Platform seperti Kredit Pintar dalam pekerjaanku, sangat membantu sekali. Apalagi Kredit Pintar dapat memudahkan kita yang belum memiliki modal sama sekali namun sudah mempunyai tujuan yang jelas.
Bisa menggunakan aplikasi ini. Sangat-sangat membantu untuk para milenial dan Gen Z yang banyak terhambat bisnisnya karena modal dan unsur finansial lainnya. Menurutku Kredit Pintar sudah merupakan solusi yang tepat karena selain aman juga sudah banyak dikenal orang,” ujar Diego.