Epson Tingkatkan Kemampuan Robot Scara, Permudah Pengusaha Garap Produk
Mendukung kinerja berbagai sektor usaha para pebisnis, Epson meningkatkan kemampuan perangkat robot Scara All-in-One Seri T
Contohnya seperti seperti pengemasan, pengambilan dan penempatan, dispensing dan inspeksi.
Robot industri all-in-one itu juag mencakup soal perangkat lunak intuitif, fitur canggih dan soal keandalan seperti yang ditemukan di robot kelas atas Epson.
Robot industri all-in-one juga dapat menjaga total biaya kepemilikan agar tetap rendah di industri otomotif, pengembangan medis, automasi laboratorium, elektronik konsumen, komponen elektronik dan industri.
"Pemasangan dalam hitungan menit, tidak seperti sistem linear-slide yang kompleks, membutuhkan lebih sedikit waktu dan uang untuk integrasi sistem," ungkapnya.
Kemudian, nilai yang diberikan juga tanpa kompromi, termasuk soal perangkat lunak intuitif yang sama, fitur canggih dan keandalan seperti yang ditemukan pada robot kelas atas Epson. Hal itu dapat membantu, serta menjaga total biaya kepemilikan agar tetap rendah.
Berikutnya, perangkat tersedia dalam daya 100V-240V yang tentunya rendah watt dan konsumsi daya. Perangkat juga tidak memerlukan panel atau steker khusus.
"Daya built-in untuk end-of-arm tooling, menghilangkan kebutuhan akan sumber daya eksternal. Tidak memerlukan baterai untuk encoder, meminimalkan waktu henti dan mengurangi biaya kepemilikan secara keseluruhan," terang Rudyanto.
Pilihan terintegrasi lainnya ialah dengan tersedianya teaching pendant, interface board field bus master dan slave, termasuk EtherNet/IP dan instruksi tambahan yang memudahkan integrasi dengan Allen Bradley PLC.
Sedangkan mengenai fitur perangkat lunak intuitif baru, interface visual sederhananya ditujukan untuk mempersingkat automasi dan kemudahan pemrograman Robot Epson Scara bagi kebutuhan bisnis automasi yang terus tumbuh karena produsen berupaya meningkatkan volume dan meningkatkan kualitas, biaya dan keselamatan karyawan.
"Epson Robots, produsen robot Scara hadir membantu menjembatani kesenjangan dari banyaknya pendatang baru di pasar dengan pengalaman automasi terbatas dimana belum memiliki keahlian dalam bahasa pemrograman robotik berbasis teks," imbuh Rudyanto.