Amankan Kondisi Pasar Saham, Bursa Efek London Bekukan 28 Perusahaan Rusia

Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Bursa Efek London Stock Exchange (LSE) telah membekukan 28 saham perusahaan di Inggris yang menjalin kerjasama dengan Rusia.

Melansir dari Independent.co.uk, 28 perusahaan yang di bekukan LSE diantaranya mencakup perusahaan gas terbesar di dunia Gazprom, perbankan Sberbank, hingga perusahaan energi EN+, dan perusahaan minyak Lukoil.

"Ini didasarkan pada sanksi dan kemampuan untuk menjalankan pasar yang teratur," ujar bos LSE David Schwimmer.

Baca juga: Kejar Cuan, Warren Buffett Berburu Saham Perusahaan Minyak Raksasa AS

Sebelum membekukan ke-28 perusahaan ini, LSE awalnya telah menghentikan transaksi saham sejak Kamis (3/3/2022), menyusul adanya beberapa saham perusahaan di LSE yang anjlok drastis akibat sanksi ekonomi yang dilayangkan AS dan sekutunya pada Rusia.

Demi menjaga kondisi pasar saham, kini LSE secara resmi membekukan perusahaan yang terafiliasi atau menjalin kerjasama saham dengan Rusia.

Bahkan Schwimmer menyebut, sebelum membekukan Sberbank, saham pada layanan perbankan Rusia tersebut sudah anlok hingga 95 persen. Hal ini membuat saham Sberbank berada di titik terendah pada perdagangan LSE, Rabu (2/3/2022).

Baca juga: Bursa Saham AS dan Regional Diprediksi Seret IHSG ke Zona Merah

Menyusul Sberbank, perusahaan minyak dan gas asal Rusia, LetterOne milik miliarder Mikhail Fridman dan Petr Aven diketahui juga ikut dibekukan., LetterOne dibekukan lantaran saham perusahaan tersebut anjlok hingga membebani bisnis internasional Rusia.

Meski sepanjang tahun 2021 kemarin saham perusahaan Rusia telah menyumbang pendapatan London sebanyak 6,1 persen atau sekitar 6 miliar pound.

Namun untuk mengurangi kerugian yang makin meluas pada bursa efek negara, London terpaksa membekukan saham-saham perusahaan tersebut.