Senin, 29 September 2025

Harga Kedelai tak Terkendali

Perajin Tempe Tahu Mogok, Pemerintah Tak Boleh Tutup Mata, Harus Diversifikasi Negara Pemasok

Atas kenaikan tersebut, perajin tahu tempe yang tergabung dalam Payuban Dadi Rukun mogok produksi selama 3 hari.

Editor: Hendra Gunawan
Tribunnews.com/Larasati Dyah Utami
Produsen Mogok Produksi, Pedagang Tempe Beralih Jadi Penjual Daun Pisang 

Tak Bisa Berproduksi

Atas kenaikan tersebut, perajin tahu tempe yang tergabung dalam Payuban Dadi Rukun mogok produksi selama 3 hari.

Ketua Umum Paguyuban Dadi Rukun Rasjani mengatakan, selain mogok produksi, para perajin tempe di wilayah Depok dan sekitarnya juga akan menggelar aksi unjuk rasa dalam bentuk aksi teatrikal yang dilakukan hari ini.

Perajin tempe di kawasan Buaran Indah, Kota Tangerang, Banten, sedang memproduksi makanan yang merakyat ini, Selasa (15/2/2022). Adanya kenaikan harga kacang kedelai di pasaran membuat para perajin tempe dan tahu terancam merugi akibat tak berimbang dengan biaya produksi. Berkaitan dengan kenaikan harga bahan baku pembuatan tempe dan tahu ini, para perajin tempe dan tahu se-Jabodetabek berencana melakukan aksi mogok produksi dan dagang selama 3 hari pada 21-23 Februari mendatang. Warta Kota/Nur Ichsan
Perajin tempe di kawasan Buaran Indah, Kota Tangerang, Banten, sedang memproduksi makanan yang merakyat ini, Selasa (15/2/2022). Adanya kenaikan harga kacang kedelai di pasaran membuat para perajin tempe dan tahu terancam merugi akibat tak berimbang dengan biaya produksi. Berkaitan dengan kenaikan harga bahan baku pembuatan tempe dan tahu ini, para perajin tempe dan tahu se-Jabodetabek berencana melakukan aksi mogok produksi dan dagang selama 3 hari pada 21-23 Februari mendatang. Warta Kota/Nur Ichsan (Warta Kota/Nur Ichsan)

“Mogok produksi kami lakukan karena para perajin tahu dan tempe sudah tidak bisa jualan karena harga bahan baku naik tajam,” ujar Rasjani dalam siaran persnya, Senin (21/2/2022).

Rasjani menjelaskan, para perajin tempe di Depok akan menumpuk drum dan kerei di lapangan di dekat sentra produksi tempe di wilayah Depok.

Drum dan kerei merupakan alat produksi pembuatan tempe. Drum biasa dipakai untuk merebus kedelai. Sementara ‘kerei’ digunakan untuk menyusun tempe.

“Kami sengaja menumpuk drum dan kerei di lapangan sebagai bentuk protes atas kenaikan harga kedelai yang membuat kami tidak bisa produksi,” ujar Rasjani.

Para perajin tempe ini meminta pemerintah turun tangan untuk mengendalikan harga kacang kedelai impor. Mereka juga mendesak importir dan distributor kedelai impor tak seenaknya menaikkan harga.

"Pemerintah tak bisa lagi tutup mata dengan nasib kami," katanya.

Aksi unjuk rasa ini diikuti oleh sekitar seratus perajin tempe dari berbagai wilayah di Depok dan sekitarnya. Selain menumpuk peralatan produksi, mereka juga membentangkan berbagai spanduk berisi protes atas kenaikan harga kacang kedelai.

Diversifikasi Negara Pemasok

Harga kacang kedelai impor dalam beberapa pekan terakhir terus meroket yang tercatat semula hanya sekitar Rp 8.000 per kilogram, kini harganya mencapai Rp 11.240 per kilogram.

Hal ini pun berimbas pada naiknya harga tahu dan tempe di Tanah Air. Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Nisrina Nafisah mengatakan, diversifikasi negara pemasok kedelai perlu dilakukan untuk mengurangi dampak kenaikan harga dan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga kedelai dalam negeri.

Menurutnya, Indonesia dapat meningkatkan impornya dari Brazil dan Argentina.

”Pemerintah perlu mendiversifikasi sumber impor agar harga dan jumlah pasokan kedelai dalam negeri stabil. Indonesia merupakan negara dengan konsumsi kedelai terbesar kedua di dunia setelah China,” jelas Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Nisrina Nafisah dalam siaran persnya, Senin (21/2/2022).

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan